Page 382 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 382
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dihancurkan. Akan tetapi, kehancuran demi melindungi rakyat lebih
diterima. Lebih baik mati di pangkuan rakyat Marga daripada lari.
Demikianlah, Pak Rai bersama staf dan pasukannya memutuskan
bertahan hingga titik darah penghabisan disertai pekik ―Puputan!
Puputan! Puputan!‖ sambil maju menerjang musuh. Dan satu persatu
roboh tertembus peluru tentara NICA dari darat dan udara.
111
Beberapa orang dari pihak pejuang yang masih hidup—Made
Widjakusuma, Ketut Widjana, I.B. Tantera, Gusti Ngurah Mataram, I.B.
Tamu, Anang Ramli, Nengah Tamu (Tjilik), Subroto Aryo Mataram,
Nyoman Mantik, Nengah Pantjer, I.B. Kalem, dan Gusti Ngurah
Bondjoran (Bayupati)—melanjutkan perjuangan memertahankan
kemerdekaan RI dengan taktik yang disesuaikan untuk menghadapi
112
kekuatan Sekutu yang didukung penuh militer Belanda.
Pada 22 Nopember 1946, mereka segera menggelar rapat
darurat di desa Buahan, Tabanan, untuk memilih pimpinan organisasi
perjuangan MBU DPRI Sunda Kecil. Pertemuan menghasilkan keputusan
darurat: yaitu (1) apa pun yang terjadi, perjuangan Republik Indonesia
Merdeka harus dilanjutkan sampai di titik tujuan terakhir; dan (2) DPRI
Sunda Kecil melanjutkan perjuangan di bawah pimpinan Made
Widjakusuma dan wakilnya Kapten I Gusti Ngurah Mataram serta Ketut
113
Widjana.
Puputan Margarana telah memberi arah baru dalam perjuangan
masyarakat Bali Sunda Kecil, yang berada di tangan kepemimpinan
kaum muda militan yang berhaluan politik. Pergeseran ini telah
bertanggungjawab atas keterbukaan yang lebih besar terhadap pelbagai
strategi yang melibatkan manuver politik, kecerdasan dan diplomasi
114
daripada kekuatan militer semata.
6.10. Dari Malino ke Denpasar
Sebuah pertemuan yang dihadiri oleh 200 orang digelar di kota
Denpasar pada 4 Desember 1946. Peserta pertemuan mendeklarasikan
pembentukan sebuah partai politik bernama Partai Rakyat Indonesia,
115
disingkat Parrindo. Setelah itu, segera disusun program kerja partai,
yaitu: (1) menyelenggarakan kursus-kursus dan penerangan di kalangan
anggota; (2) memasyarakatkan asas-asas demokrasi; (3)
menyelenggarakan aktivitas yang berfaedah dan patut untuk mencapai
tujuan perhimpunan; (4) asas-asas demokrasi diselenggarakan di
kalangan pemerintah dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat; (5)
menerbitkan majalah; (6) bekerjasama dengan perhimpunan-
perhimpunan yang sehaluan; dan (7) menyelenggarakan segala aktivitas
370