Page 374 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 374

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                yang  menjalankan  kewajibannya  menurut  Undang  Undang  Dasar
                Negara Republik Indonesia dan memertahankan kemerdekaan sebulat-
                bulatnya. Pada kesempatan yang sama dinyatakan bahwa tentara harus
                bisa  bekerja  bersama-sama  dengan  badan-badan  perjuangan  rakyat
                untuk  mempertahankan  kemerdekaan  dan  tanah  air  kita  sebaik-
                        85
                baiknya.

                                                                       86
                6.8. Long March dari Gunung Batukaru ke Gunung Agung
                        Posisi markas pasukan di Munduk Malang sudah diketahui NICA.
                Untuk mempersempit gerakan pasukan DPRI, mereka membangun pos-
                pos di sekitar Munduk Malang, yaitu Antosari, Blimbing, Kebun Jagung,
                Jatiluwih,  dan  Penebel.  Serdadu  NICA,  yang  dibantu  NICA  Gandek,
                membakar  rumah-rumah  penduduk  yang  dianggap  mendukung
                perjuangan,  di  Sari  Buana,  Bijahan,  Kukulbatu,  Ketime,dan  Kempinis.
                Mengingat  posisi  yang  tidak  aman  lagi,  komandan  menginstruksikan
                untuk memindahkan markas ke desa Bengkel Anyar, suatu desa di hutan
                lebat  di  lereng  Gunung  Batukaru.  Di  Bengkel  Anyar  bergabung  pula
                pasukan TRI Angkatan Laut di bawah pimpinan Kapten Markadi dan MB
                                                            87
                Jembrana di bawah pimpinan Letnan Dwinda.
                        Pimpinan  MBU  DPRI  dan  Komandan  TRI  Resimen  Sunda  Kecil,
                Letkol  I  Gusti  Ngurah  Rai  bersama  induk  pasukannya  memutuskan
                untuk  bergerak  dari  Bengkel  Anyar  menuju  ke  arah  timur  dengan
                melintasi  Gunung  Batukaru  pada  tanggal  1  Juni 1946.   Dari  Gunung
                                                                      88
                Batukaru,  induk pasukan  berjalan  terus  menuju  ke  daerah  Buleleng  di
                Utara. Dari Buleleng mereka melintas ke Badung Utara, Bangli menuju
                Karangasem.  Terjadi  kontak  senjata  di  desa-desa  yang  dilalui.Selama
                melaksanakan  tugas  suci  perjuangan  Republik,  para  pemuda
                                                                                 89
                bersemboyan ―merdeka atau mati‖, ―sekali merdeka tetap merdeka‖.
                        Ketika  induk  pasukan  sampai  di  desa  Sangkankuasa,  sebuah
                desa  yang  terletak  paling  atas  di  lereng  Gunung  Agung,  pimpinan
                memutuskan  untuk  membagi  pasukan  menjadi  dua  bagian.  Sebagian
                dipimpin oleh Mayor Wisnu meneruskan perjalanan pada sore itu juga,
                dan  sebagian  lagi  dipimpin  Letkol  Ngurah  Rai  sendiri  berangkat
                keesokan harinya. Pasukan Wisnu terdiri dari pasukan Tabanan di bawah
                pimpinan  Kapten  Widjana  dan  pasukan  TRI  Laut  dipimpin  Kapten
                Makadi. Pasukan Ngurah Rai, bersama-sama pasukan Badung di bawah
                pimpinan  Kapten  Suwidja.  Ketika  sampai  di  desa  Pesagi,  pada  2  Juli



                362
   369   370   371   372   373   374   375   376   377   378   379