Page 372 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 372
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dan dikooptasi oleh Komandan AMACAB/NICA. Dengan demikian,
perjuangan bersenjata DPRI Sunda Kecil tidak mempunyai demarkasi
dan garis belakang dan harus menuruti kehendak rakyat meskipun tidak
memenuhi syarat strategi militer profesional. Tegasnya, kehendak dan
dukungan rakyat di basis-basis perjuanganlah ikut mendorong pilihan
yang diambil pimpinan DPRI Sunda Kecil, Letkol I Gusti Ngurah Rai
82
untuk bertempur terus.
Prinsip untuk mendukung cara perang dan bertempur terus jelas
dapat diketahui dari pernyataan Ngurah Rai dalam surat balasannya
kepada Overste ter Meulen:
―….. tg 18 Mei 1946
Kepada Jth.
Toean Overste ter Meulen
di Denpasar
Merdeka!
Soerat telah kami terima dengan selamat. Dengan
singkat kami sampaikan djawaban sebagai berikoet: Tentang
keamanan di Bali adalah oeroesan kami. Semendjak
pendaratan tentara toean, poelau mendjadi tidak aman. Boekti
telah njata, tidak dapat dipoengkiri lagi. Lihatlah, penderitaan
rakjat menghebat. Mengantjam keselamatan rakjat bersama.
Tambah-tambah kekatjauan ekonomi mendjirat leher rakjat.
Keamanan terganggoe, karena toean memperkosa
kehendak rakjat jang telah menjatakan kemerdekaannja.
Soal peroendingan kami serahkan kebidjaksanaan
pemimpin-pemimpin kita di Djawa. Bali boekan tempatnja
peroendingan diplomatik. Dan saja boekan kompromis. Saja
atas nama rakjat hanja menghendaki lenjapnya Belanda dari
poelaoe Bali atau kami sanggoep dan berdjandji bertempoer
teroes sampai tjita-tjita itu tertjapai.
Selama toean tinggal di Bali, poelaoe Bali tetap
mendjadi belanga tumpahan darah, antara kita dan pihak
toean.
360