Page 368 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 368
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Kuning pada tanggal 4 April 1946. Mereka kebanyakan dari anggota
kepolisian. Tujuh jukung lainnya lagi, pengangkut Gusti Ngurah Rai dan
kawan-kawannya memutuskan untuk kembali ke Muncar. Pelayaran
selamat sampai tujuan, mendarat di Yeh Kuning pada tanggal 5 April
1946.
Rombongan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju
daerah basis Republik di Munduk Malang, tempat Markas Besar Daerah
Tabanan, di bawah pimpinan Gusti Wayan Debes. Pertemuan Munduk
Malang, diselenggarakan pada tanggal 14 April 1946, memutuskan
pembentukan wadah organisasi perjuangan diberi nama Dewan
Perjuangan Rakyat Indonesia (DPRI) Sunda Kecil seperti yang sudah
digariskan oleh pemerintah pusat RI di Yogyakarta sebulan
70
sebelumnya. DPRI Sunda Kecil adalah wadah organisasi-organisasi
perjuangan yang berfusi, yaitu Resimen TRI Sunda Kecil dengan
organisasi perjuangan pemuda PRI dan Pesindo. Mereka membentuk
pusat komando untuk Sunda Kecil yaitu Markas Besar Umum (MBU)
DPRI Sunda Kecil, di bawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai dan
wakilnya adalah Made Widjakusuma dari PRI. MBU membawahi Markas
Besar (MB) untuk setiap daerah swapraja, dengan rincian tugas:
menginsyafkan rakyat, mengajak pemuda revolusioner, membersihkan
daerah dari kaki tangan dan mata-mata musuh, mengusahakan
persediaan logistik, melatih petugas palang merah. Inti dan induk
pasukan bersenjata dalam sentral komando, MBU DPRI Sunda Kecil
71
pada waktu itu berjumlah 800 orang atau 1 batalyon.
Rombongan ketiga adalah rombongan Markadi, seorang Kapten
laut. Rombongan Markadi sebanyak 138 anggota pasukan
diberangkatkan dari pelabuhan Banyuwangi pada tanggal 4 April 1946.
Hampir sampai ke tempat pendaratan yang dituju di Candi Kusuma,
perahu yang ditumpangi Markadi bertemu dengan dua motorboat
Belanda yang sedang patroli. Terjadi kontak senjata selama 15 menit,
mengakibatkan Sumeh Dartono tertembak dan jatuh ke laut, dan
seorang anggota lainnya Sawali luka-luka. Di pihak Belanda seorang juru
mudi motorboat tertembak mati. Pada saat kontak senjata, salah
seorang anggota Markadi berhasil melemparkan granat tangan ke
dalam salah satu motorboat Belanda yang mengakibatkan kebakaran
kapal dan segera mundur ke Gilimanuk. Satu motorboat patroli Belanda
lainnya juga mundur sambil melepaskan tembakan mengenai perahu
356