Page 396 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 396

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Catatan Akhir :


                1   Ide  A.A.  Gde  Agung,  Kenangan  Masa  Lampau:  Zaman  Kolonial  Hindia
                   Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali (Jakarta: YOI, 1993), hlm:
                   224, Ktut Tantri, Revolusi di Nusa Damai (Djakarta: Gunung Agung, 1965),
                   hlm: 228.
                2  Nyoman S. Pendit, Bali Berjuang (Jakarta: Gunung Agung, 1979), hlm: 69-70.
                3  Charles Tilly, The Vendee (Cambridge: Harvard Univ. Press, 1994), Chap. 9; R.
                   B.  Cribb,  Gejolak  Revolusi  di  Jakarta,  1945-1949:  Pergulatan  Antara
                   Otonomi dan Hegemoni (Jakarta: Grafiti, 1990), hlm: 112-113.
                4   M.  Hilir  Ismail.  Peran  Kesultanan  Bima  Dalam  Perjalanan  Sejarah  Nusantara
                   (Mataram: Penerbit Lengge, 2004), hlm: 175-76.
                5  Kempen RI, Sunda Kecil (Jakarta: Kempen, 1953), hlm: 172.
                6  Dokumen No.53, ―Fd. Directeur van Binnenlands Bestuur (van der Plas) aan Lt.
                   G.G.  (van  Mook),  19  Nov  1945;  S.L.  van  der  Wal,  Officiele  Bescheiden
                   Betreffende de Nederlands-Indonesische Betrekkingen 1945-1950, II, 9 Nov-
                   31 Des 1945 (‗s-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1972), hlm: 121-123.
                7   ―Sang  Merah  Putih  Berkibar  di  Bali,  Seluruh  Rakjat  Berdiri  di  Belakang
                   Pemerintah  Republik‖,  Warta  Indonesia,  Djoemat  26  Oktober  1945,  Th  I,
                   No.  20  (Semarang);  Mikrofilm  Perpusnas  (Jakarta),  hlm:  2;  S  S.L.  van  der
                   Wal,  Officiele  Bescheiden  Betreffende  de  Nederlands-Indonesische
                   Betrekkingen  1945-1950,  III,  1  Jan-30  Mart  46,  (‗s-Gravenhage:  Martinus
                   Nijhoff, 1972), hlm: 581; Nyoman S. Pendit, op.cit., hlm: 85.
                8   I.H.  Doko,  Perjuangan  Kemerdekaan  Indonesia  di  Nusa  Tenggara  Timur
                   (Jakarta:  Balai  Pustaka,  1981),  hlm:  110;  M.  Widiyatmika,  dkk.  Sejarah
                   Revolusi  Kemerdekaan  (1945  –  1941)  Daerah  Nusa  Tenggara  Timur
                   (Kupang: Proyek IDKD NTT Depdikbud, 1984), hlm: 42-43; Paul J.A. Doko.
                   100  Tahun  I.H.  Doko:  Mengenang  Perjuangan  dan  Pengabdian  Sang
                   Pahlawan Nasional (Jakarta: Gramedia, 2013), hlm: 94.
                9  G. Robinson, Sisi Gelap Pulau Dewata: Sejarah Kekerasan Politik (Yogyakarta:
                   LKIS, 2006), hlm: 174.
                10  Nyoman S. Pendit, op.cit., hlm: 70-71.
                11  Ibid.
                12  Heddy Shri Ahimsa Putra, Patron & Klien di Sulawesi Selatan: Sebuah Kajian
                   Fungsional-Struktural (Yogyakarta: Kepel Press, 2007), hlm: 12-22; James C.
                   Scott (Penyunting), Perlawanan Kaum Tani (Jakarta: YOI. 1993), hlm: 1-9.
                13   Gubernur  Pudja  berusaha  memerkuat  administrasinya  dengan  berusaha
                   menggalang  kerjasama  dengan  raja-raja.  Banyak  pemimpin  pemuda,
                   termasuk yang berkasta rendah (jaba) sepakat bahwa, para raja tidak boleh



                384
   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400   401