Page 401 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 401
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Emansipasi: Evolusi dan Revolusi yang Diperbaharui (Jakarta: Garba Budaya,
tth), Bab VIII, dengan tajuk ―Prospek bagi revolusi atau kontra-revolusi
dibawah populisme‖, hlm: 420-426.
63 C. Tilly, 1994, op.cit., Chap. 9.
64 R. Hardjawiganda, dkk., Operasi Lintas Laut Banyuwangi – Bali (Jakarta:
Pusjarah ABRI, 1982), hlm: 56-57.
65 Ibid., hlm: 59.
66 R. Hardjawiganda, op.cit., hlm: 70-71.
67 Ibid., hlm: 93-98.
68 Ibid., hlm: 99-100; Gst. Bagus Meraku Tirtayasa, dkk., Sejarah Perjuangan
Kemerdekaan RakyatBuleleng 1945 – 1950, (Bandung: Ganeca Exact, 2000),
hlm: 78-80.
69 R. Hardjawiganda, op.cit., hlm: 104-106.
70 Ibid., hlm: 107-114.
71 Ibid., hlm 114; Nyoman S.Pendit, op.cit., hlm: 158-160; A.H. Nasution, 3,
op.cit., hlm: 301.
72 ―Pertempuran Laoet di Selat Bali‖, Kedaulatan Rakjat, Th. I, No. 176, Rebo
Wage 17-04-‗46 (Jogjakarta), hlm: 1; R. Hardjawiganda, op.cit., 115-119.
73 Ibid., hlm: 125-127; Ketika penyerangan atas pos NICA di kota Negara,
seorang bekas tentara Jepang, Kataoka, ikut memihak pasukan Markadi,
kemudian dia diberi nama ―Bung Selamet‖ atas usul Sudijono, anggota
pasukan Markadi, I Ketut Wedha, Studi Tentang Revolusi Fisik di Daerah
Jembrana, (Jembrana: tp, 1990), hlm: 53, 40-41.
74 R. Hardjawiganda, op.cit., hlm: 127-130, Nyoman S. Pendit, op.cit., hlm:
174-175.
75 Nyoman S. Pendit, op.cit., hlm: 165-166. Sebutan ―NICA Gandek‖ muncul
ketika seorang anggota dari mereka jatuh dan tertangkap tangan para
pemuda gerilya. Dia menggendong kotak anyaman tempat sirih, yang lazim
dalam bahasa Bali disebut ―gandek‖. Ternyata bukan sirih isinya, melainkan
senjata pistol dan surat-surat kepercayaan dari Belanda NICA, untuk
memata-matai gerak gerik dan tempat keberadaan para pemuda gerilya.
Sejak penemuan itu, setiap mata-mata dan kaki tangan Belanda NICA
dikenal dengan sebutan ―NICA Gandek‖, Ibid., hlm: 166.
76 I Gst. Ngurah Pindha, Gempilan Perjuangan Phisik Pasukan Induk Ngurah Rai.
Denpasar: Upada Sastra, 1990, hlm: 1.
77 Nyoman S. Pendit, op,cit., hlm: 162.
78 Gst. Bagus Meraku Tirtayasa, dkk., 2000, op.cit., hlm: 76-77.
389