Page 163 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 163

“Oh!  Terima kasih, Pak!” Aku tak sempat membungkuk
            atau bereaksi semestinya karena perhatianku tersita oleh kurir

            pengantar surat.

                    Dalam hati aku merutuk saat memindahkan bungkusan itu
            ke rak di bawah mejaku. Apa bubur ayam ini masih enak dimakan
            siang nanti? Selama ini setiap laki-laki bagus membawakanku

            sarapan, aku baru bisa memakannya saat makan siang.

                    Namun kenapa bungkusan ini terasa berat? Sebetulnya
            berapa porsi bubur yang dia belikan untukku? Tanganku bergerak
            mengurai ikatan tas plastik di pangkuanku hingga terbuka dan

            sedetik kemudian spontan kututup kembali. Kukembalikan
            bungkusan itu ke dalam rak sambil gemetaran.

                    Susah payah kuatur roman mukaku supaya terlihat wajar.
            Namun dadaku bergemuruh hingga napasku mendengus-

            dengus. Sikapku bisa jadi siap bersiaga memantau area di bawah
            pengawasanku. Namun pikiranku terlanjur terikat bersama
            bungkusan bubur ayam tadi. Amplop yang sempat kulihat tadi
            cukup tebal. Tak mungkin hanya satu juta rupiah di dalamnya.
            Berapa? Dua? Atau tiga? Laki-laki bagus itu sungguh keterlaluan.

            Rasa kantuk setelah begadang semalam di kamar rawat anakku
            hilang sama sekali.

                    Beberapa  kali  laki-laki bagus  melintas  di  hadapanku,
            tapi dia selalu bersama seseorang. Kami hanya saling menatap

            atau bertukar anggukan ringan. Seharian aku dibuat senewen




                                                        Kumpulan Cerpen  155
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168