Page 164 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 164
dan berulang kali bergerak ke belakang meja, hanya untuk
memastikan bungkusan itu masih ada di tempatnya. Entah seperti
apa rupa bubur ayam itu karena aku belum menyentuhnya sama
sekali.
Kesempatan itu baru datang di sore hari. Laki-laki
bagus baru kembali dari musala dan perlahan menghampiriku.
Gerakannya wajar dan terasa bersahabat, hingga aku terbawa
dan berangsur tenang.
“Kaget, ya, Mas? Maaf … tapi saya pengin bantu Mas
Mul. Saya tahu rasanya menunggu keluarga yang sakit. Butuh
seberapa pun untuk pegangan, untuk beli obat atau kebutuhan
mendadak lainnya. Mohon jangan ditolak, ya, Mas.”
Mendengar ucapan laki-laki bagus yang halus tertata
membuat mataku memanas. Aku menggigit bibir kuat-kuat
untuk menahan luapan perasaan, membungkusnya dalam
senyum tertahan dan anggukan-anggukan kuat.
“Terima kasih ya, Pak! Terima kasih!”
Laki-laki bagus menepuk bahuku sebelum berlalu.
Rasanya aku ingin buru-buru mengantar rezeki ini pada istriku.
Seketika kepalaku penuh dengan apa-apa yang ingin kulakukan
untuk anakku. Apa-apa yang bisa membuatnya tersenyum dan
sehat dengan cepat.
***
156 Kumpulan Cerpen