Page 116 - Microsoft Word - Juklak Pemeriksaan Kinerja_validasi
P. 116

Juklak Pemeriksaan Kinerja                                                  Lampiran IV.2


                                                           BAB


                  1.  Latar Belakang
                     Pada  dua  dekade  terakhir,  Indonesia  telah  menarik  perhatian  dunia  atas  terjadinya  beberapa  bencana
                     alam  dahsyat  yang  menelan  ratusan  ribu  jiwa.  Bencana  ini  juga  menyebabkan kerusakan  yang parah
                     pada  infrastruktur  sehingga menimbulkan  kerugian  materiil  yang  tidak  sedikit.  Terjadinya tsunami di
                     Samudera Hindia, yang menerjang Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan sebagian negara di
                     Asia  pada  tahun  2004,  telah  menjadi  sebuah  peringatan  bagi  Indonesia  untuk  meningkatkan
                     kewaspadaan dalam menghadapi bencana alam. Indonesia memiliki ancaman atas terjadinya berbagai
                     jenis bencana alam seperti tsunami di Aceh pada tahun 2004, gempa bumi di Yogyakarta pada tahun
                     2006, dan Sumatera Barat pada tahun 2009, dan erupsi vulkanis gunung Merapi pada tahun 2010 yang
                     menyebabkan  terjadinya  banjir  lahar  dingin,  kebakaran  hutan  dan  lahan  gambut,  longsor  dan  banjir
                     bandang di beberapa daerah di Indonesia.
                     ………………………………………………………………………………………………...dst.

                 2.  Tujuan
                     Tujuan pemahaman awal objek pemeriksaan/hal pokok ini adalah untuk memperoleh pemahaman awal
                     mengenai kegiatan kesiapsiagaan erupsi gunung berapi pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana
                     (BNPP) dan instansi terkait lainnya sebagai bahan dalam menyusun program pemeriksaan pendahuluan
                     serta  mengusulkan  model  pemeriksaan  yang  selanjutnya  dapat  divalidasi  pada  saat  pemeriksaan
                     pendahuluan.

                 3.  Metodologi yang digunakan
                     Metodologi yang digunakan dalam pemahaman awal objek pemeriksaan/hal pokok ini antara lain studi
                     literatur dan focus group discussion (FGD). Studi literatur dilakukan terhadap literatur maupun peraturan
                     perundang-undangan  terkait,  baik  yang  diperoleh  dari  buku  maupun  dari  website  resmi  lembaga
                     pemerintah dan website lain yang membahas tentang bencana, khususnya bencana erupsi gunung berapi.
                     Sedangkan  metode  FGD  dilakukan  terhadap  beberapa  pemangku  kepentingan  dalam  kegiatan
                     kesiapsiagaan erupsi gunung berapi seperti BNPP, akademisi, dan masyarakat.

                                                          BAB II


                  Hasil  analisis/studi  yang  dilakukan  oleh  Pusat  Vulkanologi  dan  Mitigasi  Bencana  Geologi  (PVMBG)
                  menetapkan peringkat status erupsi gunung berapi sebagai berikut:
                 1.  Awas, status ini menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis
                     yang menimbulkan bencana, letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap, serta letusan berpeluang
                     terjadi dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam.
                 2.  Siaga, status ini menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan
                     bencana, peningkatan intensif kegiatan seismik, semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera
                     berlanjut  ke  letusan  atau  menuju  pada  keadaan  yang  dapat  menimbulkan  bencana,  dan  jika  tren
                     peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 (dua) minggu.
                 3.  Waspada,  pada  status  ini  ada  aktivitas  apa  pun  bentuknya,  terdapat  kenaikan  aktivitas  di  atas  level
                     normal, peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya, serta sedikit perubahan aktivitas
                     yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik, dan hidrotermal.
                 4.  Normal, pada status ini tidak ada gejala aktivitas tekanan magma dan level aktivitas dasar.






               Direktorat Litbang                  Badan Pemeriksa Keuangan                            102
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121