Page 17 - Bahan Ajar
P. 17
4. Secara psikologis, bahasa Melayu diterima secara ikhlas oleh suku lain yang ada
di nusantara menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Kesadaran
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa nasional merupakan bukti sejarah
kokohnya jiwa persatuan dan kebersamaan masyarakat Indonesia. Tidak ada
sekelompok masyarakat yang mempermasalahkan mengapa bukan bahasa daerah
lain dipilih sebagai bahasa nasional. Sikap itu harus dipertahankan dan dijunjung
tinggi sampai akhir zaman. Jadi, bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia dapat
menjadi perekat terciptanya persaudaraan, kebersamaan, dan persatuan seluruh
Ummat manusia di tanah air tercinta ini.
5. Sejak pemerintahan Belanda, bahasa Melayu sudah digunakan secara
berdampingan dengan bahasa Belanda dalam pengantar pendidikan, penyebaran
agama, dan kegiatan resmi lainnya seperti rapat dan perundingan. Hal ini terbukti
pada zaman itu guru-guru yang mengajar di sekolah tidak diizinkan menggunakan
bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Begitu pula bahasa Melayu digunakan
oleh kelompok misionaris dari Eropa untuk menyebarluaskan agama di nusantara.
6. Merupakan bahasa perjuangan yang dapat menyatukan seluruh komponen
masyarakat dari Sabang sampai Marauke melawan kawan kaum penjajah. Tidak
dapat dibayangkan sekiranya tidak ada salah bahasa yang berfungsi sebagai
pemersatu suku bangsa di tanah air. Hal ini tentu kita mudah dipecah belah dan
tidak mungkin dapat bersatu kekuatan mengusir para penjajah.
Mencermati hal di atas, suatu hal yang wajar dan logis kalau bahasa Melayu
sebagai salah satu bahasa daerah di Sumatra dipilih untuk dijadikan sebagai bahasa
Indonesia sekaligus menjadi bahasa nasional dan bahasa negara. Kebijakan ini
didasari pengamatan dan penelitian secara cermat oleh para penentu kebijakan pada
masa lampau. Sekiranya kondisi sekarang terjadi hal seperti itu, maka menjadi
pertanyaan besar untuk terwujudnya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional di negara kita.
D. Kedudukan Bahasa Indonesia
Mencermati kemajuan dan perkembangan dewasa ini, ternyata bahasa
Indonesia memiliki kedudukan yang sangat strategis. Secara garis besar, bahasa
Indonesia mempunyai dua kedudukan, yaitu : (1) sebagai bahasa nasional, dan (2)
sebagai bahasa Negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
hukumnya ditegaskan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dasar hukumnya terdapat di dalam Undang-
11