Page 37 - BAHAN AJAR BARU. (1)_Neat
P. 37
2) Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata
Misalnya: bertepuk tangan, sebar luaskan
3) Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran,
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: keanekaragaman menandatangani,
4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya: antarkota, mahaadil, subseksi, prakata
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang,
yaitu:
1) Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya: laki → lelaki
2) Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya: rumah → rumah-rumah
3) Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya: sayur-sayur-mayur
4) Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.
Misalnya: main → bermain-main
d. Gabungan Kata
1) Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya
pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya: mata kuliah, orang tua.
2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca
dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya: ibu-bapak, pandang-dengar
3) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya: daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali
e. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan
kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatutnya
32