Page 12 - PAJAK PENGHASILAN UMUM
P. 12

P E R P A J A K A N  | 11


                       Dilihat  dari  mengalirnya  tambahan  kemampuan  ekonomis  kepada  Wajib  Pajak,

               penghasilan dapat dikelompokkan menjadi :


                   1.   penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, seperti gaji,
                       honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan

                       sebagainya;
                   2.   penghasilan dari usaha dan kegiatan;

                   3.   penghasilan  dari  modal,  yang  berupa  harta  gerak  ataupun  harta  tak  gerak  seperti
                       bunga,  dividen,  royalti,  sewa,  keuntungan  penjualan  harta  atau  hak  yang  tidak

                       dipergunakan untuk usaha, dan lain sebagainya;

                   4.   penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang, hadiah, dan lain sebagainya.



                       Dilihat  dari  penggunaannya,  penghasilan  dapat  dipakai  untuk  konsumsi  dan  dapat

               pula  ditabung  untuk  menambah  kekayaan  Wajib  Pajak,  karena  Undang-undang  Pajak
               Penghasilan  Indonesia  menganut  pengertian  penghasilan  yang  luas  maka  semua  jenis

               penghasilan  yang  diterima  atau  diperoleh  dalam  suatu  tahun  pajak  digabungkan  untuk
               mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian, apabila dalam satu tahun pajak suatu

               usaha  atau  kegiatan  menderita  kerugian  maka  kerugian  tersebut  dikompensasikan  dengan

               penghasilan lainnya (kompensasi horizontal), kecuali kerugian yang diderita di luar negeri.
               Namun demikian, apabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat

               final atau dikecualikan dari Objek Pajak maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan
               dengan penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.





               Objek Pajak Penghasilan
                              Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983

                       tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang
                       Nomor 36 Tahun 2008, yang termasuk di dalam pengertian Objek Pajak Penghasilan.

                              Yang  menjadi  Objek  Pajak  adalah  penghasilan  yaitu  setiap  tambahan

                       kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
                       dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

                       untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
                       bentuk apapun, termasuk:
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17