Page 4 - PAJAK PENGHASILAN UMUM
P. 4

P E R P A J A K A N  | 3


                       menggunakan  keduanya  tanpa  tergantung  pada  penggunaan  salah  satunya.  Sebagai  contoh,
                       penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh merupakan penghasilan riil yang diterima

                       walaupun mungkin secara akrual belum menjadi hak Wajib Pajak.
                   3.   Yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia menunjukkan cakupan geografis

                       asal penghasilan yang mencakup basis global (worldwide income) tanpa melihat letak sumber
                       penghasilan (untuk wajib pajak dalam negeri).

                   4.   Dengan  nama  dan  dalam  bentuk  apa  pun  menegaskan  bahwa  PPh  menganut  konsep
                       material,  bukan  formal.  Ini  berarti,  ada  atau tidak  ada  suatu  penghasilan  harus  dilihat  dari
                       substansinya, bukan sekadar pada nama.

                   5.   Yang  dapat  dipakai  untuk  konsumsi  atau  untuk  menambah  kekayaan  wajib  pajak
                       menunjukkan  pada  pemanfaatan  penghasilan.  Pintu  keluar  penghasilan  secara  umum

                       hanyalah  terbatas  pada  tujuan  konsumsi  yaitu  untuk  menjaga  kelangsungan  hidup  maupun
                       untuk menambah kekayaan yang bisa diwujudkan dalam bentuk menabung atau investasi.

                       Dilihat  dari  sumber  mengalirnya  tambahan  kemampuan  ekonomis  kepada  wajib  pajak,

               penghasilan dapat dikelompokkan menjadi:


                   1.   Penghasilan  dari  pekerjaan  dalam  hubungan  kerja  dan  pekerjaan  bebas:  gaji,  honorarium,
                       tunjangan, dan lain-lain.
                   2.   Penghasilan dari usaha dan kegiatan: usaha jual beli, perdagangan, industri, dan lain-lain.

                   3.   Penghasilan dari modal (harta gerak maupun tak gerak): bunga, dividen, royalti, sewa, dan
                       keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan.

                   4.   Penghasilan lainnya: pembebasan utang, hadiah, dan sebagainya.

                       Menurut  UU  PPh  penghasilan  terdiri  atas  penghasilan  yang  merupakan  objek  pajak  dan

               penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak. Pengenaan PPh atas penghasilan yang dikecualikan
               dari objek pajak. Pengenaan PPh atas penghasilan yang dikenakan pajak dilakukan dengan dua cara,
               yaitu:


                   1.   Dikenakan  PPh  secara  umum  dengan  menggunakan  tarif  umum  (PPh  Pasal  17)  dengan
                       mekanisme penghitungan melalui penyampaian SPT Tahunan.

                   2.   Dikenakan PPh yang bersifat final dengan tarif tertentu setiap kali penghasilan diterima atau
                       diperoleh dengan mekanisme pemotongan pajak oleh pihak lain maupun menyetorkan sendiri.


               Dengan kata lain, UU PPh memperlakukan penghasilan dalam tiga kelompok, yaitu:


                   1.   Penghasilan yang merupakan objek pajak umum/tidak final.
                   2.

                   2.   Penghasilan yang merupakan objek pajak bersifat final.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9