Page 47 - 20201219 - Tempo - Korupsi Bansos Kubu Banteng
P. 47
12/20/2020 Proyek Pengembangan Pariwisata Danau Toba Dituding Merampas Tanah Masyarakat Adat - Laporan Khusus - majalah.tempo.co
Kaldera Toba Nomadic Escape di sebelah Desa Sigapiton. Badan Otorita juga
membangun penginapan berbentuk telur dinosaurus setinggi lima meter di sana
pada 2017. Pemerintah berencana mempermak Desa Sigapiton menjadi pusat
wisata modem di sekitar Danau Toba.
Namun warga desa menolak pembangunan fasilitas pariwisata tersebut sejak
2018. Penolakan ini dipicu ulah Badan Otorita yang menggusur makam leluhur
mereka. Badan Pertanahan Nasional (BPN) memang sudah menerbitkan hak
pengelolaan lahan (HPL) seluas 279 hektare kepada Badan Otorita. Masalahnya,
sebanyak 120 hektare lahan beririsan dengan lahan yang dikuasai marga
keturunan Raja Bius. Kawasan kebun warga desa dan makam para leluhur berada
di lahan berstatus HPL yang dikeluarkan BPN.
Sejumlah warga desa sempat menggugat HPL itu ke Pengadilan Tata U saha
Negara Medan. Mereka menganggap BPN lalai saat menerbitkan hak itu kepada
Badan Otorita. Ketika ditanyai soal ini, Kepala Kantor Wilayah BPN Kabupaten
Toba Samosir Saut Simbolon menilai tak ada kekeliruan dalam penerbitan HPL
tersebut. "Dokumen yang menjadi alas HPL berasal dari Kementerian
Kehutanan," ucap Saut.
Pelaksana tugas Direktur Badan Otorita Pengelola Danau Toba, Reza Pahlevi, tak
banyak berkomentar soal gejolak di balik pembangunan kawasan wisata Danau
Toba tersebut. Menurut dia, pemanfaatan secara ilegal dan perusakan lahan milik
Badan Otorita merupakan tindakan yang melanggar hukum. Ia menyerahkan
penyelesaian laporan itu kepada kepolisian "Kita percayakan saja prosesnya
kepada aparat yang berwenang," tutur Reza.
RIKY ARJUNA BAKKAR (TOBA SAMOSIR)
Hak Asasi Manusia Komisi Nasional Hak Asasi Manusia I Komnas HAM Badan
Pertanahan Nasional Infrastruktur Pariwisata Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
read ://https _ majalah. tempo.co/?url=https%3A %2F%2Fmajalah. tempo.co%2Fread%2Flaporan-khusus%2F162161 %2Fproyek-pengembangan-pa. . . 5/5