Page 227 - IPS KELAS VIII
P. 227

Pelaksanaan sistem sewa tanah tersebut dianggap memiliki banyak kelemahan
                 sehingga gagal diterapkan di Indonesia. Beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan
                 sistem sewa tanah adalah sebagai berikut.

                 a. Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena tidak semua rakyat
                 memiliki tanah yang sama.
                 b. Sulit menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah petani.

                 c. Keterbatasan jumlah pegawai.
                 d. Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.

                    Sistem sewa tanah diberlakukan terhadap daerah-daerah di Pulau Jawa, kecuali
                 daerah-daerah  Batavia  dan Parahyangan.  Daerah-daerah Batavia  umumnya  telah
                 menjadi  milik swasta dan daerah-daerah  Parahyangan merupakan  daerah wajib
                 tanaman kopi yang memberikan keuntungan besar kepada pemerintah.



                 4. Pengaruh Sistem Tanam Paksa






















                 Sumber: www.bayufirmansyah.com, teknis-budidaya.blogspot.co.id, www.produknaturalnusantara.com/
                 Gambar 4.9  a) Tanaman teh, (b) tanaman kopi, dan (c) tanaman kakao sebagai tanaman ekspor utama
                 Belanda dari Indonesia pada masa penjajahan.


                    Perhatikan gambar tanaman ekspor dari Indonesia di atas. Pada masa penjajahan
                 abad  XIX, tanaman tersebut merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. Karena
                 itu, Belanda  berusaha menaikkan  ekspor tanaman  perkebunan  tersebut.  Apalagi
                 ketika  awal  abad  XX Belanda  menghadapi  perang  di Eropa,  yang menyebabkan
                 kerugian keuangan yang besar. Selain itu Belanda menghadapi berbagai perlawanan
                 rakyat Indonesia di berbagai daerah. Salah satu cara Belanda untuk menutup kerugian
                 adalah dengan meningkatkan ekspor. Peningkatan ekspor merupakan pilihan Belanda
                 untuk mempercepat penambahan pundi-pundi keuangan negara.





                 214       Kelas VIII SMP/MTs
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232