Page 232 - IPS KELAS VIII
P. 232

Kelicikan  dan kejahatan  Portugis tersebut  menimbulkan  kemarahan  rakyat
                    Maluku. Sultan Baabullah  (putera  Sultan Hairun) dengan gagah melanjutkan
                    perjuangan  ayahandanya  dengan  memimpin  perlawanan.  Pada  saat  bersamaan,
                    Ternate dan Tidore bersatu melancarkan serangan terhadap Portugis. Akhirnya, pada
                    tahun 1575, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Selanjutnya, Portugis melarikan
                    diri dan menetap di Ambon. Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari
                    Ambon. Portugis kemudian menyingkir ke Timor Timur/Timor Leste dan melakukan
                    kolonisasi di tempat itu.

                    2) Perlawanan Aceh

                          Tahukan kalian bahwa selain di Ternate dan Tidore, perlawanan masyarakat
                       Indonesia terhadap Portugis juga dilakukan oleh rakyat Aceh di Pulau Sumatra?
                       Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), armada Aceh telah
                       disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu, Aceh telah
                       memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu, wilayah
                       Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatra Timur dan Sumatra Barat. Pada tahun
                       1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang dilakukan
                       Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih
                       tetap berdiri sebagai kerajaan yang  merdeka.

                    3) Ketangguhan “Ayam Jantan dari Timur”
                                               Kalian  tentu  tidak  asing dengan  nama  Sultan
                                             Hasanuddin. Tokoh ini sangat ditakuti Belanda karena
                                             ketangguhannya  melawan Belanda  sehingga disebut
                                             sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.
                                               Sultan  Hasanuddin  adalah  Raja  Gowa di  Sulawesi
                                             Selatan.  Suatu ketika,  Kerajaan  Gowa (Sultan
                                             Hasanuddin) dan Bone (Arung Palaka) berselisih paham.
                                             Hal ini  dimanfaatkan  VOC dengan mengadu  domba
                      Sumber: http://kidnesia.grid.  kedua kerajaan  tersebut. VOC memberikan  dukungan,
                      id/Indonesiaku/Teropong-
                      Daerah/Sulawesi-Selatan/  sehingga Bone menang saat perang dengan Gowa tahun
                      Tokoh/Sultan-Hasanuddin  1666. Sultan Hassanuddin dipaksa menandatangani
                      Gambar 4.13 Sultan     Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667.
                      Hasanuddin.              Perjanjian  Bongaya adalah perjanjian  antara Sultan
                                             Hasanuddin dan  VOC.  Isi dari perjanjian  Bongaya
                                             sebagai berikut.
                       a)  Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar;
                       b)  Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar;
                       c)  Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya  berupa daerah di luar
                           Makassar;
                       d)  Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.



                                                                   Ilmu Pengetahuan Sosial         219
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237