Page 237 - IPS KELAS VIII
P. 237

Perhatikan gambar Benteng Fort de Kock! Benteng tersebut merupakan saksi
                    betapa sengitnya perlawanan kaum Padri terhadap pemerintah Hindia Belanda. Di
                    manakah meletusnya Perang Padri? Bagaimana latar belakang dan proses Perang
                    Padri?
                       Minangkabau, Sumatra Barat merupakan salah satu pusat gerakan kebangkitan
                    Islam di Indonesia. Gerakan pemurnian ajaran Islam dibawa oleh para haji yang
                    pulang dari Mekah.  Tokohnya adalah  Haji Miskin, Haji Sunanik, dan Haji
                    Piobang. Kelompok pembaharu Islam di Sumatra Barat ini disebut sebagai kaum
                    Padri.  Mereka  terpengaruh  oleh  para  pembaharu  Islam  di  Timur  Tengah,  dan
                    menggelorakan semangat kembali pada kebangkitan Islam.
                       Ide pembaharuan Kaum Paderi berbenturan dengan kelompok adat atau kaum
                    penghulu. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan mendukung kaum
                    adat yang posisinya sudah terjepit.
                       Perlawanan kaum Padri dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821.
                    Kaum Padri dipimpin Tuanku Imam Bonjol (M Syahab), Tuanku nan Cerdik,
                    Tuanku  Tambusai, dan  Tuanku nan  Alahan.  Perlawanan kaum  Padri berhasil
                    membuat  Belanda  terpojok. Sementara  itu, Belanda  menghadapi  perlawanan
                    Pangeran Diponegoro (1825-1830). Belanda sadar apabila  pertempuran
                    dilanjutkan, Belanda akan kalah. Belanda  pun mengajak kaum Padri berdamai,
                    yang  diwujudkan di  Bonjol  tanggal  15 November  1825. Selanjutnya,  Belanda
                    berkonsentrasi ke Perang Diponegoro.
                       Belanda berhasil memadamkan perlawanan Diponegoro. Setelah itu, Belanda
                    kembali  melakukan  penyerangan  terhadap  kedudukan  Padri.  Kaum  adat  yang
                    semula bermusuhan dengan kaum Padri akhirnya mendukung perjuangan Padri.
                    Bantuan dari Aceh juga datang untuk mendukung pejuang Padri. Belanda benar-
                    benar menghadapi musuh yang tangguh.
                       Belanda  menerapkan  sistem  pertahanan  Benteng  Stelsel.  Benteng  Fort  de
                    Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen merupakan dua benteng
                    pertahanannya. Dengan siasat tersebut, Belanda akhirnya menang, yang ditandai
                    dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837.
                    Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke
                    Ambon, dan terakhir di Menado hingga wafat tahun 1864. Berakhirnya Perang
                    Padri membuat kekuasaan Belanda di Minangkabau semakin besar. Keadaan ini
                    kemudian  mendukung  usaha Belanda  untuk menguasai  wilayah  Sumatra  yang
                    lain.








                 224       Kelas VIII SMP/MTs
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242