Page 267 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 267
PROSES & TEKNIK
PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
Pada UU, sebelum kata “MEMUTUSKAN” dicantumkan Frasa
“Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA” yang
diletakkan di tengah marjin.
Contoh:
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Kata “Menetapkan” dicantumkan sesudah kata “Memutuskan”
yang disejajarkan ke bawah dengan kata “Menimbang” dan “Mengingat”.
Huruf awal kata “Menetapkan” ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua.
Jenis dan nama yang tercantum dalam judul UU dicantumkan lagi
setelah kata “Menetapkan” tanpa frasa Republik Indonesia, serta ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
Contoh:
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG–UNDANG TENTANG PERIMBANGAN
KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH.
C. BATANG TUBUH
Menurut UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No. 15 Tahun 2019, batang
tubuh suatu UU memuat semua materi muatan UU yang dirumuskan
dalam pasal atau beberapa pasal karena pasal adalah satuan acuan
dalam suatu UU.
252
Menurut A. Hamid Attamimi (1990), mengutip D.W.P. Ruiter,
pasal-pasal dalam batang tubuh suatu UU dirumuskan dalam kalimat
yang normatif atau rumusan lainnya yang memuat tentang: 253
252 A. Hamid S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara, (Disertasi), Universitas Indonesia, 1990.
253 Maria Farida Indarti, Ilmu Perundang-undangan, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm. 98.
252 dpr.go.id