Page 268 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 268

TEKNIK PENYUSUNAN
                                                             RANCANGAN UNDANG-UNDANG



                           1.   Aturan tingkah laku, yang berupa:
                                a.  Perintah;

                                b.  Larangan;
                                c.   Pengizinan; dan
                                d.  Pembebasan.
                           2.   Ketentuan tentang wewenang

                           3.   Ketentuan tentang penetapan yang terdiri atas:
                                a.  Berwenang;
                                b.   Tidak berwenang; dan
                                c.   Boleh tapi tidak harus.
                                Sedangkan materi muatan dalam batang tubuh UU dikelompokkan
                           ke dalam:
                           1.   Ketentuan Umum;

                           2.   Materi Pokok Yang Diatur;
                           3.   Ketentuan Pidana (jika diperlukan);
                           4.   Ketentuan Peralihan (jika diperlukan); dan
                           5.   Ketentuan Penutup
                                Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai
                           dengan kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat materi
                           muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam ruang
                           lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat dalam bab
                           ketentuan lain-lain.
                                Substansi yang berupa sanksi administratif atau sanksi keperdataan
                           atas pelanggaran norma tersebut dirumuskan menjadi satu bagian
                           (pasal) dengan norma yang memberikan sanksi administratif atau sanksi
                           keperdataan.

                                Jika norma  yang memberikan sanksi administratif atau
                           keperdataan terdapat lebih dari satu pasal, sanksi administratif atau
                           sanksi keperdataan dirumuskan dalam pasal terakhir dari bagian (pasal)
                           tersebut. Dengan demikian tidak merumuskan ketentuan sanksi yang
                           sekaligus memuat sanksi pidana, sanksi perdata, dan sanksi administratif
                           dalam satu bab.



                                                                                  253
                                                                         dpr.go.id
   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273