Page 17 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 17
POLITIK
& DEMOKRASI BAB I
KITA
(1)
ISU DWIKEWARGANEGARAAN
JANGAN ASAL CARI SIMPATI DIASPORA
ESUDAH mencuatnya kasus dwikewarganegaraan mantan
Menteri ESDM Arcandra Tahar, yang diketahui memiliki
Paspor Amerika Serikat, dan munculnya kasus siswi anggota
Paskibraka asal Depok, Gloria Natapradja Hamel, secara hampir
Sbersamaan yang diketahui berkewarganegaraan Perancis,
perhatian publik terhadap isu dwikewarganegaraan kian meningkat.
Sejak 2015, perbincangan mengenai perlunya UU dwikewarganegaraan
sebenarnya hanya disuarakan oleh kaum diaspora Indonesia. Kini, mulai
dari Presiden, juga Wakil Presiden, mulai memberikan dukungan terbuka
terhadap RUU yang sudah masuk ke dalam Prolegnas tersebut.
Sebagai pimpinan DPR yang mengkoordinasi bidang politik, hukum
dan keamanan, saya ingin memberi catatan atas dukungan pengesahan RUU
Dwikewarganegaraan. Menurut saya, soal RUU Dwikewarganegaraan jangan
hanya ditimbang dari satu kasus atau pertimbangan saja, melainkan harus
juga ditinjau aspek sosial, politik, budaya, ekonomi, pertahanan, keamanan,
serta kesiapan dari penyelenggara negara sendiri. Pejabat negara jangan
sampai latah mengomentari persoalan vital tersebut.
Selama ini selalu digaungkan jika diberlakukannya asas
dwikewarganegaraan oleh Indonesia akan berimbas positif bagi
perekonomian kita. Apa dasar perhitungannya? Yang jelas, jika asas
itu diberlakukan, kita harus mengubah banyak sekali undang-undang
dan peraturan yang berlaku di dalam negeri, seperti undang-undang
perkawinan, agraria, perpajakan, perlindungan anak, keimigrasian,
administrasi kependudukan, dan lain-lain, yang belum-belum biaya politik
dan administrasinya sudah jelas kelihatan sangat mahal sekali.
Saat ini memang ada sekitar 8 juta WNI dan mantan WNI di luar
negeri. Tapi jangan bandingkan jumlah itu dengan diaspora Cina dan India,
yang angkanya masing-masing saja kini sudah lebih dari 50 juta dan 27
juta di seluruh dunia. Belum lagi jika kita perhatikan perbedaan karakter
diaspora Indonesia yang berbeda jauh dengan Cina dan India. Sebagian
CATATAN-CATATAN KRITIS 3
DARI SENAYAN