Page 197 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 197

BABAK BELUR  BAB VIII
                                                                     INFRASTRUKTUR




                                                (7)

                              DAHULUKAN PEMBANGUNAN
                              INFRASTRUKTUR KESEHATAN
                               DAN PENDIDIKAN DI PAPUA





                           EJADIAN luar biasa (KLB) gizi buruk yang menimpa belasan
                           ribu anak-anak dan balita di Kabupaten Asmat, Provinsi
                           Papua, seharusnya dijadikan bahan koreksi serius terhadap
                           pendekatan pembangunan yang dilakukan pemerintah selama
               Kini. Pemerintah selama ini, menurut saya, terlalu mementingkan
                 pembangunan fisik dan lalai membangun sumber daya manusia di Papua.
                      Kasus KLB gizi buruk dan campak yang terjadi di Kabupaten Asmat,
                 yang telah merenggut korban jiwa 70 anak, seharusnya bisa diantisipasi
                 pemerintah.  Apalagi,  pemerintah  sendiri  yang  menyampaikan  gejala
                 KLB ini sebenarnya telah berlangsung sejak September 2017. Kenapa
                 penanganannya terlambat?
                      Sejak pertengahan tahun lalu kita sebenarnya telah disuguhi data
                 tingginya gizi buruk kronis yang menjangkiti 27,5 persen atau sekitar 6,5
                 juta anak Indonesia. Bukan hanya di Asmat, angka gizi buruk di Pulau Jawa
                 juga masih tinggi. Di tengah pembangunan infrastruktur yang jor-joran,
                 tingginya angka gizi buruk ini seharusnya jadi bahan evaluasi serius bagi
                 pemerintah.
                      Gizi buruk ini kenyataan di depan mata, sementara kebutuhan
                 infrastruktur itu sifatnya  jangka panjang. Pemerintah seharusnya segera
                 ubah haluan prioritas pembangunan.
                      Seperti sudah sering saya sampaikan, saya ingatkan kembali
                 pemerintah salah satu agenda Nawacita mereka adalah meningkatkan
                 kualitas hidup manusia Indonesia. Jadi, tidak seharusnya pembangunan
                 sumber daya manusia ini dikesampingkan di belakang pembangunan fisik,
                 di bawah pembangunan infrastruktur.

                      Apalagi, agenda pembangunan infrastruktur yang selama ini
                 berjalan sebenarnya hanya berorientasi proyek, tidak berorientasi pada




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  195
                                                                         DARI SENAYAN
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202