Page 256 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 256

MEMBELA   BAB XI
                                                                    BURUH INDONESIA




                 pasar dan industri dalam negeri, karena itu mewakili kepentingan nasional
                 kita.
                      Celakanya, sesudah pasar kita diberikan secara murah kepada orang
                 lain, kini bursa kerja di tanah air juga hendak diobral kepada orang asing.
                 Bahaya sekali keputusan pemerintah ini.
                       Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
                 (Kemnakertrans), per Maret 2018 ada sekitar 126 ribu tenaga kerja asing
                 yang ada di Indonesia. Bayangkan, angka ini melonjak 69,85 persen
                 dibandingkan angka jumlah tenaga kerja asing pada Desember 2016, yang
                 masih 74.813 orang. Sebelum ada Perpres No. 20/2018 saja lonjakannya
                 sudah besar, apalagi sesudah ada Perpres ini.
                      Masalahnya, itu baru data tenaga kerja legal. Kita tak tahu data
                 tenaga kerja ilegal yang masuk ke Indonesia. Yang jelas, sepanjang tahun
                 2017 kita sama-sama menyimak kasusnya ada ribuan. Saya yakin jumlah
                 riilnya jauh lebih besar ketimbang yang terungkap di media.

                      Di Sulawesi Tenggara, misalnya, di sebuah perusahaan nikel tahun
                 lalu  ditemukan  dari  742  tenaga  kerja  asing  asal  Cina  yang  bekerja  di
                 sana, 210 di antaranya tenaga kerja ilegal. Artinya, hampir 30 persennya
                 tenaga kerja ilegal. Menurut data resmi, tenaga kerja asing legal dan ilegal
                 mayoritas memang berasal dari Cina.
                      Saya menyebut terbitnya Perpres No. 20/2018 ini berbahaya karena
                 sebelum adanya beleid baru ini saja kita sudah kewalahan mengawasi
                 tenaga  kerja  asing  yang  masuk,  apalagi  sesudah  kerannya  kini  dibuka
                 lebar-lebar. Sebagai  catatan,  saat ini jumlah  pengawas kita  hanya 2.294
                 orang. Bayangkan, mereka harus mengawasi sekitar 216.547 perusahaan
                 dan ratusan ribu tenaga kerja asing. Mana bisa?!
                      Dengan angka itu, seorang petugas harus mengawasi sekitar 94
                 perusahaan legal. Menurut saya itu tidak mungkin dilakukan. Apalagi
                 mereka harus bisa mengawasi tenaga kerja asing juga. Idealnya, seorang
                 petugas hanya mengawasi 5 perusahaan saja. Sehingga, kita setidaknya
                 butuh sekitar 20 hingga 30 ribuan pengawas.
                      Pengawasan kita terhadap tenaga kerja asing juga semakin lemah
                 karena kini  pengawasan  ketenagakerjaan dipindahkan  ke  level provinsi,




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  261
                                                                         DARI SENAYAN
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261