Page 260 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 260

MEMBELA   BAB XI
                                                                    BURUH INDONESIA




                                                (3)

                                KEHIDUPAN PERBURUHAN
                           DI ERA JOKOWI SEMAKIN SURAM





                             EMI  memuluskan kepentingan investasi asing, pemerintah
                             Presiden   Joko   Widodo    saya   nilai  terus-menerus
                             mengorbankan kepentingan buruh lokal. Pemerintah,
                             misalnya, terus merilis berbagai aturan yang menyerahkan
               Dkesempatan kerja di dalam negeri kepada buruh asing,
                 termasuk untuk pekerjaan-pekerjaan kasar. Selain itu, pemerintah juga
                 selalu menyangkal dan menutup mata atas membanjirnya buruh kasar asal
                 Cina di Indonesia. Ini membuat kehidupan perburuhan menjadi suram.
                 Celakanya, alih-alih melakukan penegakkan hukum yang tegas dan ketat,
                 pemerintah justru kian melonggarkan aturan tentang tenaga kerja asing.
                      Tiga tahun lalu, misalnya, melalui Permenakertrans No. 16/2015,
                 pemerintahan telah menghapuskan kewajiban memiliki kemampuan
                 berbahasa Indonesia bagi para pekerja asing. Belum ada setahun,
                 peraturan itu kembali diubah menjadi Permenakertrans No. 35/2015. Jika
                 sebelumnya ada ketentuan bahwa setiap satu orang tenaga kerja asing
                 yang dipekerjakan oleh perusahaan harus dibarengi dengan kewajiban
                 merekrut 10 orang tenaga kerja lokal, maka dalam Permenakertrans No.
                 35/2015, ketentuan itu tidak ada lagi.
                      Itu bukan regulasi terakhir yang merugikan kepentingan kaum
                 buruh kita. Bulan lalu, tanpa kajian seksama atau melalui proses konsultasi
                 yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan, pemerintah justru
                 meluncurkan Perpres No. 20/2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja
                 Asing.
                      Perpres No. 20/2018, misalnya, secara gegabah telah menghapus
                 ketentuan mengenai IMTA (Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing).
                 Meskipun Perpres masih mempertahankan ketentuan tentang RPTKA
                 (Rencana  Penggunaan  Tenaga  Kerja  Asing),  namun  karena  tak  ada  lagi




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  265
                                                                         DARI SENAYAN
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265