Page 261 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 261

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                 IMTA, maka tidak ada lagi proses  screening atau verifikasi terhadap
                 kebutuhan riil tenaga kerja asing.
                      Dengan kata lain, semua RPTKA ke depannya otomatis disetujui,
                 apalagi kini seluruh prosesnya dipersingkat tinggal dua hari saja. Menurut
                 saya, kebijakan ini sangat ceroboh dan berbahaya, selain tentu saja
                 melanggar ketentuan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.




























                      Masih terkait izin, sesudah menghapus IMTA, Perpres No. 20/2018
                 juga membuat perkecualian mengenai kewajiban membuat RPTKA. Pada
                 Pasal 10 ayat 1a, disebutkan bahwa pemegang saham yang menjabat sebagai
                 direksi atau komisaris tidak diwajibkan memiliki RPTKA. Ketentuan ini juga
                 menyalahi UU No. 13/2003 , yaitu Pasal 42 ayat 1 dan Pasal 43 ayat 1. Sebab,
                 seharusnya perkecualian bagi jabatan komisaris dan direksi untuk orang
                 asing hanyalah dalam hal penunjukkan tenaga kerja Indonesia sebagai
                 pendamping dan pelatihan pendidikan saja, bukan kewajiban atas RPTKA-
                 nya.
                      Saya menilai kebijakan ketenagakerjaan yang disusun oleh
                 pemerintahan saat ini kacau balau. Hanya demi mendatangkan dan
                 menyenangkan investor, banyak aturan dilabrak.
                      Klaim  bahwa Perpres No.  20/2018  ini disusun  untuk melindungi




                266 KATA FADLI
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266