Page 359 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 359

GERINDRA
                                                                        & EKONOMI   BAB XV
                                                                       KERAKYATAN



                                               (12)

                             PAKET RELAKSASI PEMERINTAH
                             BAHAYAKAN EKONOMI RAKYAT





                             IKELUARKANNYA 54 bidang usaha dari daftar DNI (Daftar
                             Negatif Investasi) oleh Pemerintah melalui Paket Kebijakan
                             Ekonomi XVI sangatlah berbahaya, karena modal asing telah
                             diperbolehkan masuk ke bidang-bidang usaha yang selama
               Dini  digeluti  UMKM  (Usaha  Mikro, Kecil dan  Menengah).
                 Saya menilai Pemerintah  grusa-grusu dalam merilis kebijakan. Mereka
                 tak melakukan studi dan analisis yang mendalam atas bidang usaha yang
                 hendak dideregulasi. Dan itu buruk sekali.
                      Misalnya, pembukaan jasa interkoneksi internet (NAP) bagi asing, ini
                 kan berbahaya. Kedaulatan itu bukan hanya bermatra darat, laut dan udara,
                 tapi juga digital. Merujuk pernyataan sejumlah perkumpulan profesional
                 telekomunikasi, NAP itu merupakan batas teritorial digital, alias  cyber
                 border. Jika bisnis ini bisa 100 persen dimiliki asing, ini sama saja dengan
                 menyerahkan batas kedaulatan kita untuk dikelola orang asing.

                      Jadi, alih-alih merealisasikan janji kampanye melakukan  buyback
                 Indosat, Presiden Joko Widodo kini malah potensial sedang menyerahkan
                 kedaulatan telekomunikasi kita kepada asing!

                      Selain itu, seharusnya sebelum mengeluarkan Paket Kebijakan
                 Ekonomi XVI, Pemerintah sebaiknya mengevaluasi paket-paket kebijakan
                 ekonomi sebelumnya, apakah berjalan atau tidak, lalu apa dampaknya bagi
                 perekonomian, positif ataukah negatif. Tapi kita tak pernah mendengar
                 pemerintah melakukannya.
                      Secara kuantitas, kebijakan deregulasi pemerintahan Presiden Joko
                 Widodo ini ajaib. Bayangkan, dalam tiga tahun terakhir pemerintah telah
                 merilis 16 paket kebijakan deregulasi. Sekali lagi, tanpa evaluasi! Padahal,
                 dalam rentang 32 tahun, Orde Baru saja jumlah paket deregulasinya tak
                 sampai sepuluh.




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  373
                                                                         DARI SENAYAN
   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364