Page 360 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 360
Dr. Fadli Zon, M.Sc
Alasan pemerintah bahwa revisi DNI ini akan mendorong aliran
modal masuk, sehingga bisa membantu memperbaiki nilai tukar Rupiah,
menurut saya tidak tepat. Sebab, pemerintah telah mengabaikan potensi
destruktif kebijakan ini terhadap UMKM, yang selama ini telah menjadi
penyangga perekonomian nasional.
Sejak dulu investasi asing sebenarnya bukan hal yang aneh, apalagi
tabu. Namun, investasi asing mestinya hanya diizinkan pada bidang-bidang
yang memerlukan modal besar dan teknologi tinggi saja. Tapi kenapa ini
malah diizinkan masuk ke sektor UMKM? Apa gunanya investasi asing
masuk jika ekonomi rakyat justru ambruk?!
Jangan lupa, secara statistik 93,4 persen usaha di Indonesia adalah
berjenis usaha kecil. Pelakunya pada 2018 sebanyak 58,97 juta orang. Sektor
inilah yang telah menyerap 97 persen tenaga kerja kita. Jika bidang usaha
UMKM boleh dimasuki investasi asing, pertumbuhan ekonomi nantinya
pasti akan kian ekslusif, karena dikuasai para investor besar. Sementara,
para investor relatif kecil, yaitu para pelaku ekonomi rakyat, akan kian
terdesak.
Kita semua paham sejak Januari hingga Oktober, defisit perdagangan
kita mencapai US$5,51 miliar. Neraca pembayaran kita juga defisit US$31,2
miliar. Masalah-masalah tersebut perlu diatasi pemerintah. Namun cara
mengatasinya tak bisa instan, apalagi membahayakan perekonomian
rakyat.
Pemerintah mestinya berpikir bagaimana caranya agar UMKM dalam
negeri yang jumlahnya sangat banyak tadi terlibat dalam memperbaiki
neraca perdagangan dan pembayaran. Menurut data Kementerian
Koperasi dan UKM, jumlah usaha mikro di Indonesia ada 58,91 juta unit,
dan usaha kecil 59.260 unit.
Dari jumlah tadi, UMKM yang terhubung ke pasar ekspor jumlahnya
ternyata masih kurang dari 5 persen. Selain itu, baru 3,79 juta pelaku
UMKM, atau sekitar 6,4 persen saja, yang telah terhubung ke e-commerce.
Ini kan memprihatinkan. Mestinya persoalan-persoalan inilah yang
dipecahkan pemerintah untuk memperbaiki kinerja ekspor.
Kan menggelikan, di mana-mana Presiden bicara tentang era
374 KATA FADLI