Page 421 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 421
KEMERDEKAAN BAB XIX
PERS
(4)
PENGHARGAAN
KEMERDEKAAN PERS
UNTUK JOKOWI SANGAT IRONIS
EMBERIAN penghargaan Kemerdekaan Pers kepada Joko
Widodo pada puncak peringatan Hari Pers Nasional yang
diselenggarakan di Surabaya hari ini, 9 Februari 2019, sangat
ironis. Ini seharusnya membuat insan pers merasa prihatin.
PPenghargaan terjadi di tengah kembali maraknya fenomena
“blackout” untuk berita-berita yang dinilai bisa merugikan penguasa—
seperti berita Reuni Alumni 212. Selain itu masih hangat pemberian remisi
terhadap otak pembunuhan wartawan Radar Bali yang membuat banyak
orang marah, meskipun saya baca hari ini remisi tersebut katanya sudah
dicabut kembali. Penghargaan kepada Presiden Joko Widodo itu memang
pantas dikritik.
Perlukah pers menjilat pada kekuasaan yang seharusnya mereka
kontrol dan awasi?
Kita semua perlu menyadari bahwa institusi pers bukan hanya
mewakili para pekerja pers atau pemilik industri media semata, melainkan
juga mewakili suara dan kepentingan publik. Pers adalah penyambung
lidah publik. Itu sebabnya dalam kajian demokrasi atau ilmu politik, pers
selalu mendapatkan atribut yang istimewa. Pers jangan terkooptasi oleh
kepentingan pemilik modal.
Sebagai penyambung lidah publik, tentunya jadi memprihatinkan
ketika sebagian pers hari ini lebih banyak hadir sebagai brosurnya
penguasa, dan bukannya sebagai watch dog yang mengawasi jalannya
pemerintahan dengan gonggongannya. Ini pula saya kira yang telah
membuat kenapa kepercayaan publik kepada media-media mainstream
belakangan cenderung melemah dan sumber informasi jadi beralih hampir
sepenuhnya kepada “jurnalisme warga” yang ada di media sosial.
Hari ini, ancaman terbesar terhadap kemerdekaan pers mungkin tak
CATATAN-CATATAN KRITIS 443
DARI SENAYAN