Page 426 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 426
SOSIAL DAN BAB XX
KEBUDAYAAN
(2)
KAUM PEREMPUAN
ADALAH IBU PERADABAN
ARI ini, 22 Desember 2016, kita memperingati Hari Ibu.
Berbeda dengan peringatan Mother’s Day di luar negeri, yang
hanya bersifat penghormatan terhadap peran domestik kaum
perempuan, maka peringatan Hari Ibu di Indonesia merupakan
Hbentuk peringatan terhadap perjuangan emansipasi kaum
perempuan. Misi peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat
dan perjuangan kaum perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya,
sebagaimana yang tercermin dalam hasil Kongres Perempuan Indonesia I,
yang digelar pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.
Jadi, salah kaprah jika banyak orang kini justru memperingati Hari
Ibu dengan semangat seperti Mother’s Day, atau Hari Ibu Internasional,
yaitu dengan membebaskan para ibu dari tugas domestiknya, seperti
merawat anak, atau membebaskan mereka dari urusan rumah tangga
lainnya. Bukan itu semangat yang ingin diperingati oleh Hari Ibu yang
diperingati tiap tanggal 22 Desember.
Hari Ibu di Indonesia adalah peringatan sekaligus penghargaan
terhadap perjuangan kaum perempuan atas hak-haknya, sebagaimana
yang disuarakan oleh Kongres Perempuan Indonesia I, tanggal 22
Desember 1928. Semua organisasi perempuan, dengan spektrum latar
belakang dan ideologi yang beraneka, hadir dalam kongres bersejarah
tersebut. Organisasi seperti Wanita Utomo, Wanita Tamansiswa, Putri
Indonesia, Aisyiyah, Jong Islamieten Bond bagian Wanita, Wanita Katholik,
dan Jong Java bagian Perempuan, terlibat dalam kongres tersebut.
Hasil kongres waktu itu sangat maju, baik dari kacamata hari ini,
apalagi jika dilihat dari ukuran jamannya. Kongres waktu itu, misalnya,
mengusulkan pemberian beasiswa bagi anak-anak perempuan, penerbitan
media yang akan dijadikan corong untuk memperjuangkan hak-hak dan
kebutuhan perempuan, mengirimkan mosi kepada pemerintah untuk
CATATAN-CATATAN KRITIS 451
DARI SENAYAN