Page 430 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 430

SOSIAL DAN   BAB XX
                                                                       KEBUDAYAAN




                 Jos Cleber, atas saran-saran dari Bung Karno.
                      Adanya sejumlah versi itulah yang kemudian telah mendorong para
                 pendiri Republik pada 1944 membentuk Panitia Lagu Kebangsaan.  Ada
                 Koesbini, Ki Hadjar Dewantara, Yamin, Sanusi Pane, atau C. Simanjuntak
                 di dalamnya. Sayangnya, cara orang memperdengarkan dan menyanyikan
                 lagu “Indonesia Raya” tetap beragam.
                      Itu sebabnya, sesudah kita merdeka, pada 1948 kemudian diterbitkan
                 Penetapan Presiden No. 28/1948 tentang Panitia Indonesia Raya, dan
                 sepuluh tahun kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 44/1958
                 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Tujuannya adalah untuk
                 mengatur dan menyeragamkan cara menyanyikan lagu kebangsaan kita.

                      Jadi, jangan sampai aturan baru Kementerian Pendidikan ini justru
                 kemudian membuat praktik menyanyikan lagu kebangsaan kita menjadi
                 beragam kembali. Menurut saya tidak bagus.

                      Belum  lagi,  dari sudut  pandang  pedagogi,  untuk membuat siswa
                 hapal versi satu stanza saja kini banyak guru atau sekolah kesulitan
                 melembagakannya, nah apalagi jika harus mendorong hapalan tiga
                 stanza?! Kementerian harus bijak dalam merancang aturan. Jangan sampai
                 para siswa kita akhirnya jadi malah malas sama sekali menghapalkan lagu
                 kebangsaan tanah airnya, akibat kebijakan yang grasa-grusu.
                      Lagi pula apa tujuan pemerintah mau mengembalikan tiga stanza
                 ini?! Kesannya jadi hanya asal beda dan seperti kurang kerjaan saja. Kalau
                 mau membangun nasionalisme dan persatuan bukan di situ kuncinya.
                 Perbaiki metode pengajaran sejarah dan seni budaya di sekolah-sekolah
                 kita, atau ajari dan bimbing siswa untuk belajar mengapresiasi sejarah, jadi
                 bukan hanya menghapalkannya saja.
                      Lebih penting dari itu semua, pemerintah harus bisa meraih
                 prestasi-prestasi  membanggakan  di  berbagai  bidang,  mulai  dari  ilmu
                 pengetahuan, olah raga, kesenian, ekonomi, atau militer, sehingga bisa
                 tumbuh kebanggaan nasional di kalangan anak-anak kita. Itu jauh lebih
                 efektif dalam menanamkan rasa cinta tanah air daripada sekadar mengubah
                 cara menyanyikan lagu kebangsaan.


                                                      Jakarta, 25 Agustus 2017



                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  455
                                                                         DARI SENAYAN
   425   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435