Page 75 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 75

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                                                (3)

                                 KORUPSI MEMPERBURUK
                                        KETIMPANGAN



                       SU ketimpangan menjadi topik utama yang dibahas dalam Sidang
                       Tahunan IPU (Inter-Parliamentary Union) ke-136 di Dhaka,
                       Bangladesh, yang berlangsung tanggal 1-5 April 2017. Dalam sidang
                       ini, DPR RI mengirimkan tujuh delegasi ke sidang IPU kali ini, yaitu
                Isaya sendiri, dari Fraksi Partai Gerindra, Dr. Nurhayati Ali Assegaf
                 (Demokrat),  Dr.  Evita  Nursanty  (PDI-P),  Dr.  Anthon  Sihombing  (Golkar),
                 Irine Yusiana Roba Putri (PDI-P), Andi Irawan Darmawan Aras (Gerindra),
                 dan Ferry Kase (Hanura).
                      Pada tanggal 2 April 2017, dalam posisi sebagai Presiden GOPAC
                 (Global Organization of Parliamentarians Against Corruption), di depan
                 sidang  IPU  saya  menyampaikan  bahwa  diangkatnya  isu  ketimpangan
                 menunjukkan bahwa persoalan tersebut kembali menjadi persoalan serius
                 di tingkat global sebagaimana yang pernah terjadi pada dekade 1970-an.
                      Tantangan ketimpangan kini memang semakin besar. Di Indonesia,
                 misalnya, selain ketimpangan pendapatan dan pengeluaran yang angka
                 indeksnya pernah mencapai 0,42 pada 2015, juga terdapat ketimpangan
                 kepemilikan lahan. Menurut data BPS (2013), indeks gini tanah nasional
                 mencapai angka 0,72. Sebagai gambaran konkret, sekitar 56 persen lahan
                 yang ada di Indonesia hanya dikuasai oleh 2 persen elite saja. Bagi negara
                 agraris seperti Indonesia, ketimpangan tersebut tentu saja berimplikasi
                 buruk.
                      Sekitar 56 persen dari penduduk pedesaan kemudian hanya bisa
                 menjadi buruh tani, atau petani gurem. Dan itu telah berimplikasi pada
                 angka kemiskinan di pedesaan, di mana sebanyak 62,75% penduduk miskin
                 berasal dari sana, dan sebagian besarnya adalah petani.
                      Untuk    mengatasi   masalah   ketimpangan,   Indonesia   telah
                 meningkatkan anggaran pendidikan dan kesehatan, agar orang miskin bisa
                 mendapatkan akses yang sama terhadap dua kebutuhan vital tersebut.




                64 KATA FADLI
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80