Page 92 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 92
DIPLOMASI BAB IV
PARLEMEN & SDGS
parlementer, maka diplomasi parlemen pantas mengambil peranan
penting di dalamnya. Itu juga yang menjadi latar belakang kenapa inisiatif
lahirnya forum IPPP ini berasal dari DPR RI.
Ekonomi Maritim sebagai Pemersatu
Indonesia memang perlu menganggap negara-negara Pasifik sebagai
mitra penting, bukan hanya karena kedekatan geografis, tetapi terutama
dalam hal potensi kerja sama untuk pembangunan maritim berkelanjutan.
Semua negara mengakui jika laut menjadai titik temu yang penting bagi
masa depan kemanusiaan Indonesia-Pasifik.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan negara-negara Pasifik
memiliki potensi ekonomi dan sumber daya laut yang tak tertandingi.
Namun, potensi tersebut juga datang dengan tantangan, seperti
perubahan iklim, naiknya permukaan air laut, meningkatnya limbah
plastik, yang kesemuanya perlu diatasi. Persis di situ, semua negara
berpandangan jika masalah-masalah tadi akan lebih mudah diatasi jika
ada kemitraan di kawasan. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
kawasan, konektivitas regional Indonesia-Pasifik memang harus segera
ditingkatkan.
Selama ini, problem yang dihadapi oleh negara-negara Pasifik
mirip dengan Indonesia, yaitu ketimpangan ekonomi sebagai warisan
kolonialisme, konflik etnik, konflik antara penduduk asli dan warga asing
pendatang, serta isu disintegrasi. Intinya, konflik, krisis, dan pembangunan
merupakan kata kunci untuk memahami masalah yang ada di kawasan
Pasifik Selatan.
Namun, belajar dari pengalaman masyarakat Eropa, lebih mudah
mewujudkan kerjasama dalam urusan ekonomi, sosial, dan lingkungan
hidup, daripada kerjasama dalam persoalan politik luar negeri dan
pertahanan. Poin ini juga yang menjadi panduan dalam penyusunan agenda
IPPP kemarin. Semua negara bersepakat jika Indonesia dan negara-negara
Pasifik Selatan harus bekerja sama dalam mengembangkan ekonomi
maritim secara terintegrasi.
Jakarta, 25 Juli 2018
CATATAN-CATATAN KRITIS 81
DARI SENAYAN