Page 29 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 29

EK ON OMI I KERAKY A T AN
             Dalam Diskusi Dua Generasi


            transistor, TV tabung hitam putih hingga peralatan dapur seperti periuk,
            kuali, dandang hingga kompor minyak tanah. Semua tersusun rapi di
            bagian buritan kapal. Semua masih baru.

                  Pemilik  kapal  bukan  sedang  pindah  rumah,  atau  mengantar
            seserahan bagi penganten baru. Mereka adalah para pedagang yang
            sudah puluhan tahun memanfaatkan aliran sungai ini untuk berdagang
            di dusun-dusun sepanjang aliran sungai yang bermuara ke Selat Bangka
            ini. Siang itu, ketika hendak merapat ke dermaga, para penduduk yang
            hendak menukar hasil kebun sudah menunggu. Dari kejauhan mereka
            sudah memandang-mandang barang-barang yang tersusun rapi di
            bagian belakang kapal tersebut.
                  Tak lama kemudian terjadilah transaksi. Beberapa petani Getah
            tampak menawarkan deretan karet getah yang terapung dan terikat rapi
            di bibir sungai sambil mematut-matut barang yang mereka inginkan
            yang diatas kapal tersebut. Seorang petani menawarkan madu lebah
            untuk ditukar dengan radio transistor yang sudah lama diidamkannya.
            Dahulunya Sungai Lilin memang dikenal sebagai penghasil madu lebah
            hutan, karena nama Lilin sendiri artinya adalah sarang lebah.
                  Begitulah aktivitas ekonomi di daerah ini yang jamak terlihat pada
            tahun 1960an hingga tahun 1970an. Semua transaksi dilakukan secara
            barter atau tukar menukar barang. Walau Negara Kesatuan Republik
            Indonesia sudah berdiri dan memiliki mata uang, tapi di wilayah tertentu,
            para pelaku ekonomi lebih suka menukarkan langsung hasil produksi
            mereka dengan barang yang mereka inginkan. Demand dari penduduk
            di dusun-dusun sepanjang aliran sungai ini juga dimanfaatkan oleh para
            pedagang pengepul yang hilir mudik sepanjang sungai manyambangi
            dusun-dusun, menukar barang-barang dengan hasil kebun atau hasil
            hutan lainnya, kemudian akan menjualnya ke pedagang besar. Praktek
            perekonomian seperti ini mungkin sudah terjadi sejak puluhan atau
            bahkan  ratusan  tahun  sebelumnya,  sejak  masa  kerajaan  atau  masa
            penjajahan.

                  Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa perekonomian timbul
            karena ada manusia di wilayah tertentu yang punya demand dan supply




             22
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34