Page 58 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 58
EK ON OMI I KERAKY A T AN
Dalam Diskusi Dua Generasi
dan sekutunya dalam perebutan pengaruh ideologi dan politik global.
Akhirnya, USSR mengalami kekalahan dalam hal ekonomi dan politik
dalam dan luar negeri. Sehingga pada akhir tahun 1980an pemimpin
Soviet Mikhail Gorbachev mengambil Langkah restrukturisasi dengn
kebijakan keterbukaan politik (glasnost) dan restrukturisasi ekonomi
(perestroika). Kebijakan dimaksud sesungguhnya bertujuan memberi
kebebasan pada semua aspek secara terbatas dan memajukan ekonomi.
Namun, kebijakan restrukturisasi tersebut justru menjadi pemicu
perpecahan di USSR dan deklarasi kemerdekaan serta pemisahan 15
negara dari USSR pada 26 Desember 1991 menjadi negara merdeka
dan berdaulat. Negara negara tersebut adalah Rusia, Georgia, Ukraina,
Moldova, Belarus, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan,
Turkmenistan, Kirgzstan, Tajikistan. Tiga negara lainnya adalah Estonia,
Latvia dan Lituania yang mengaku tidak pernah sebagai bagian dari USSR.
Sejak USSR berakhir, semua negara yang sebelumnya tergabung
dalam USSR dengan Partai Komunis berkuasa menjadi negara sosialis
demokrasi. Fenomena itu terjadi pula pada beberapa negara komunis
sebelumnya, yaitu Bulgaria, Cekoslawakia, Hongaria, Jerman Timur,
Polandia, Rumania.
Di Rusia sejak USSR berakhir, pemimpin negara dan partai berkuasa
Rusia adalah Vladimir Putin. Sebagai catatan penting, dalam negara Rusia
diberlakukan pemilihan umum, berarti dilakukan penerapan demokrasi
secara berangsur untuk kebebasan rakyat. Demikian juga untuk
kebebasan menyatakan pendapat secara terbuka, serta penghargaan
hak azazi rakyat.
Selain itu, di Rusia juga dikembangkan kondisi dimana terdapat
kebebasan pasar dan perekonomian. Jadi, semua penyesuaian dan
perubahan tersebut di atas dapat saja sejalan dengan glasnost dan
peretroika yang gagal pada era Mikhail Gorbachev. Namun harus diakui,
penyesuaian dan perubahan dimaksud belum menghasilkan kemajuan
perekonomian seperti di RRC, yang juga dialami oleh banyak negara.
52