Page 114 - BUKU 25 MODUS KECURANGAN DALAM PBDJ
P. 114
BAB VI
SERAH TERIMA
mutu K 350, itu mutu memang kita buat di HPS begitu. Nah karena kita
turunin jadi K.250 untuk dapat penawaran harga yang rendah kemarin
Koh, supaya menang tender, yang rencananya kita mo addendum
untuk nambah nilai kontrak, supaya keuntungan naik lagi.”.
Koh Afung: “I ya bener waktu nawar kita pakai harga rendah 8 miliar
kalau ga salah ya, untuk kita naikin nantinya, iya direndahin mutunya
walau yang tertulis tetep K.350 …”.
Pak Izul: “Iya betul koh yang itu”.
Koh Afung: “Kenapa emang?”.
Pak Izul: “ Nah itu koh ternyata pengawasnya bawa orang Dinas PU“.
Koh Afung: “ Waduh bawa orang PU, tumben trus-trus?”.
Pak Izul : “ Orang Dinas PU-nya bawa alat pengukur beton, Hammer”.
Koh Afung: “Waduh terus hasilnya bagaimana?”.
Pak Izul: “ Nah hasilnya tadi pagi dikasih tahu bahwa mutunya kurang
harusnya K.350, ini hanya mutu beton K.250, baru aja tadi WA”
Koh Afung: “Waduh, kok tumben sih pake dicek mutu betonnya?”.
Pak Izul: “Iya Koh, ga tau kebetulan aja sampling atau emang sekarang
pemeriksaan ketat begitu”.
Koh Afung: “Waduh bisa buntung nih untung owe, udah untung pas-
pasan, potong sana potong sini, banyak masalah lagi”.
Pak Izul: “Iya koh jadi pusing nih koh, jarang-jarang ketahuan begini”.
Koh Afung: “Oke coba sekalian nanti lo minta tolong sama Pak Gatot,
bilang sama dengan yang tadi, selisih kekurangan volume kamar
mandi kita kasih ke Pak Gatot dan kawan-kawan, tapi kalau lolos
dari pemeriksaan ya, kalau ketahuan pemeriksa ya dana dialihkan
ke pemeriksa, sebesar nilai kekuranganya, tapi minta persetujuan
Pak Gatot dulu, mau ga dia usulan seperti itu, karna sama dengan
masalah yang kurang volume, kalau bongkar lagi biayanya mahal dan
waktu penyelesaian bisa mundur, bisa telat kita, kena denda lagi”.
Pak Izul: “Sekalian sama masalah kekurangan volume nanti sore saya
kontak Pak Gatot”.
Koh Afung: “ Ok jangan lupa ya, bilang ke Pak Gatot”.
109
INSPEKTORAT SETJEN DPR RI