Page 104 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 104

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
                                                        NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



               XI DPR RI. Diantaranya, (1) perlu perluasan defenisi daerah penghasil, dimana
               yang dimaksud dengan daerah penghasil kriterianya terdapat mulut tambang,
               sumur dan industri; (2) penambahan presentase jumlah pembagian Dana Bagi
               Hasil (DBH), yang semula 15% menjadi 18 %; dan (3) fleksibelitas daerah dalam
               melakukan pencarian dana di luar dari APBN. Tiga poin inilah yang menjadi isu
               sentral yang dibawa Rachmat Gobel dan Fraksi Partai NasDem.
                     Dalam dinamika  pembahasan di Komisi XI  DPR RI, seluruh  fraksi
               yang ada mendukung terbentuknya RUU ini, dan ditargetkan pada akhir
               tahun 2021 pembahasan sudah selesai untuk kemudian disahkan menjadi
               Undang-Undang.

               RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP)
                     Melalui pembahasan yang cukup panjang, pada 7 Oktober 2021 DPR-
               RI menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) Harmonisasi Peraturan
               Perpajakan menjadi Undang Undang. RUU ini merupakan perubahan kelima
               dari UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
               Perpajakan. Diusulkan pemerintah pada 5 Mei 2021 dengan surpres Nomor :
               R-21/Pres/05.2021.  Saat itu pemerintah mengusulkan judul dari RUU ini adalah
               RUU Ketentuan Perpajakan (KUP), namun dalam dinamika pembahasannya di
               DPR RI khususnya Komisi XI judul berubah nama menjadi RUU Harmonisasi
               Peraturan Perpajakan (HPP).
                     RUU HPP lahir untuk mengantisipasi berbagai perkembangan yang
               harus direspon agar roda pembangunan terus bisa bergerak cepat dan daya
               saing ekonomi Indonesia bisa terus ditingkatkan. Setidaknya Ada 3 (tiga)
               alasan penting yang menjadi latar belakang kelahiran UU ini yakni (1) terjadinya
               perlambatan ekonomi global; (2) adanya potensi stagnasi perekonomian
               Indonesia (middle income trap); dan (3) belum optimalnya daya saing Indonesia.
                     Substansi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan ini mengatur mengenai
               reformasi kebijakan dan administrasi perpajakan Indonesia. UU ini mengusung
               konsep omnibus law dengan menyisir 3 Undang-Undang, yakni : UU Ketentuan
               Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), UU Pajak Penghasilan (PPh), dan
               UU Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Langkah ini dengan tujuan meningkatkan
               potensi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
                     Sejak awal pembahasan UU ini mendapat tanggapan beragam dari
               publik diantaranya terkait dengan pasal kenaikan PPN menjadi 11% dan



                                                                         dpr .g o.id  103
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109