Page 27 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 27

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
                                                                BAB II
                                                        NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN






               Menggerakkan Agribisnis




               Melalui Kebijakan Yang



               Berorientasi Nilai Tambah














                       IBANDINGKAN potensi yang ada, perkembangan sektor pertanian
                       masih jauh dari yang diharapkan. Potensi 34,8 juta hektar lahan yang
                       bisa digarap dan 35,25 juta tenaga kerja yang terlibat  di dalamnya,
                       belum tergarap secara maksimal. Sampai kini, sebagian besar kantong-
               Dkantong kemiskinan diisi oleh mereka yang bekerja di sektor pertanian.
                     Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), berdasarkan data sumber
               penghasilan utama pada 2020, sebesar 46,3% rumah tangga miskin berasal
               dari sektor pertanian. Sedangkan rumah tangga miskin dari sektor industri
               6,58% dan lainnya 32,10%. Angka ini mengidentifikasikan dengan jelas bahwa
               rata-rata nilai tambah yang dihasilkan mereka yang bekerja di sektor pertanian
               jauh di bawah sektor industri atau sektor pun lainnya.
                     “Terlepas dari berbagai langkah yang sudah dilakukan pemerintah
               selama ini, data-data  menunjukkan bahwa memperkuat pendekatan kebijakan
               yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah kian menjadi keharusan
               untuk sektor pertanian,” kata Wakil Ketua DPR RI/Korinbang Rachmat Gobel.
                     Kebijakan yang berorientasi pada nilai tambah adalah kebijakan yang
               memungkinkan petani menyelaraskan preferensi konsumen terhadap produk
               pertanian atau pangan dengan karakteristik bentuk, ruang, waktu, identitas, dan




                                                                         dpr .g o.id
                                                                         dpr .g o.id  19 19
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32