Page 23 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 23
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
Untuk usaha besar yang jumlahnya hanya 5.469 unit dan menampung
3,8 juta pekerja atau 3,07% total tenaga kerja. Total pendapatan mencapai
Rp 5.136 triliun (37,07 PDB) sehingga rata-rata pendapatan usaha per unit Rp
940.689 miiar.
Angka-angka tersebut menggambarkan, produktifitas usaha besar
12.394 kali lipat lebih besar dibandingkan usaha mikro, 583 kali lipat daripada
usaha kecil dan 32 kali lipat dibandingan usaha menengah. Ini menyiratkan,
produktivitas usaha mikro dan usaha kecil kalah jauh dan membuat mereka
secara umum lebih rapuh dan mudah tergilas oleh tekanan persaingan dan
berbagai gejolak perekonomian.
Tidak hanya sampai di situ, kondisi itu telah membuat kesenjangan
kesejahteraan antara kelompok masyarakat juga kian tajam, terutama
dirasakan pada mereka yang berada di dalam kelompok usaha mikro.
Sebagian besar kantong-kantong kemiskinan ada pada kelompok ini dan ini
telah melahirkan ironi dalam kehidupan berbangsa.
Di satu sisi ada orang yang hidup penuh keleluasaan, di sisi lain masih
puluhan juta orang dari bagian bangsa ini hidup di bawah garis kemiskinan.
Bahkan, dari 27,5 juta orang penduduk miskin saat ini, menurut data BPS,
sekitar 10,9 juta orang diantaranya tergolong
miskin ekstrim dengan pengeluaran per kapita
berdasarkan konsep purchasing power parity
(PPP) hanya setara dengan Rp 12.000 per hari.
“ Ironi ini tidak boleh berlarut-larut.
Bukan hanya terkait soal tingkat kehidupan
mereka yang masuk dalam kelompok miskin,
tapi juga martabat kita sebagai bagian bangsa
ini. Memperbaiki ketimpangan ini harus menjadi
agenda semua kalangan, dan menjadi fokus
utama agenda pembangunan nasional,” kata
Rachmat Gobel.
Secara politik, keinginan untuk
mengatasi ketimpangan tersebut sudah cukup
memadai. Persoalannya adalah efektivitas
di tingkat kebijakan masih belum memadai.
Perkembangan sektor KUMKM masih sangat
dpr .g o.id 13