Page 18 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 18

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
            NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



            mampu memperbaiki struktur kesejahteraan masyarakat agar semuanya
            siap nenghadapi tantangan kedepan. Inilah yang harus menjadi perjuangan
            bersama,” kata Rachmat Gobel.
                  Dalam kaitan itu, persoalan pokok yang selalu mendapat sorotan
            Rachmat Gobel ialah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
            dalam kesenjangan di sektor pendidikan dan  ketimpangan kesejahteraan
            serta ketimpangan struktural antar pelaku ekonomi.

            Kesenjangan Pendidikan

                  Peningkatan kualitas SDM masih mengalami banyak tantangan, antara
            lain masih besarnya jumlah masyarakat yang belum mampu berperan
            aktif dalam dunia pendidikan. Secara umum tingkat pendidikan memang
            telah membaik, namun data juga menunjukkan bahwa kemajuan itu belum
            menjangkau seluruh penduduk.
                  Berbagai langkah yang sudah dilakukan dalam meningkatkan mutu
            pendidikan, juga belum sepenuhnya meningkatkan kualitas pembelajaran,
            menumbuhkan kecakapan berpikir tingkat tinggi. Kesenjangan pendidikan
            terlihat kian lebar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
                  Tanpa perbaikan signifikan, kondisi ini akan menjadi kendala bagi
            Indonesia untuk bisa keluar dari  middle income trap, apalagi untuk menggapai
            masuk dalam kelompok negara maju. Bonus demografi yang menjadi
                                         comparative advantage, bisa berubah menjadi
                                         bencana akibat sebagian besar SDM tidak
                                         terdidik sehingga produktivitas dan skill-nya
                                         rendah.
                                               Menurut data Potret Pendidikan 2020
                                         yang dipublikasi Badan Pusat Statistik (BPS),
                                         angka partisapasi murni (APM) pada tingkat
                                         pendidikan dasar memang sudah mendekati
                                         100%,  namun untuk tingkat menengah dan
                                         tinggi masih jauh dari memadai. APM tingkat
                                         Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
                                         sederajat baru  80,12%, dan ini berarti ada
                                         sekitar 20% anak di usia SMP putus sekolah.
                                         Angka yang lebih rendah terlihat pada APM


            8    dpr .g o.id
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23