Page 76 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 76
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
Dari tahun ke tahun serbuan produk impor memang terlihat semakin
deras, nilainya melonjak tajam. Tidak hanya mengambil alih pasar produk lokal,
arus impor ini juga telah menggerus surplus neraca perdagangan dan kian
mengancam keseimbangan eksternal perekonomian nasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan impor dalam
10 tahun terakhir ini jauh melebihi ekspor. Sepanjang periode 2010-2020,
nilai impor naik pesat mencapai rata-rata 16,19%, sementara ekspor hanya
meningkat rata-rata 10%. Inilah membuat trend surplus neraca perdagangan
terus mengalami penurunan, dan mengancam keseimbangan eksternal
perekonomian nasional.
Bahkan, dalam 10 tahun terakhir ini neraca perdagangan beberapa kali
mengalami defisit, suatu yang sangat jarang terjadi pada sejarah perekonomian
nasional periode sebelumnya. Dalam rentang 2010-2020, defisit neraca
perdagangan defisit sebanyak 5 kali yaitu pada tahun 2012 sebesar US$ 1,66
miliar, 2013 sebesar US$ 4,07 miliar, 2014 sebesar US$ 2,57 miliar. Kemudian
pada 2018 dan 2019 masing-masing sebesar US$ 8,7 miliar dan 3,04 miliar.
Perkembangan Neraca Perdagangan 2010-2020 (U$ miliar)
Rata-Rata
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan
Ekspor 157,77 203,4 190,03 182,6 176,3 150,39 144,48 169,82 180,01 167,68 163,31 10,39%
Impor 135,66 177,4 191,69 186,6 178,8 142,69 136,65 157,98 188,71 170,72 142,57 16,19%
Surplus/ 22,11 26,01 -1,66 -4,07 -2,57 7,70 8,83 11,84 -8,70 -3,04 21,74
Defisit
Sumber: BPS 2021 (diolah)
Jika kecenderungan ini tidak bisa segera teratasi, tekanan terhadap
keseimbangan eksternal bisa dipastikan akan terus berlanjut dan kian
meningkat. Ini tentu akan membahayakan stabilitas perekonomian secara
menyeluruh, seperti terhadap upaya meningkatkan nilai tambah sumber daya
ekonomi dalam negeri, penyerapan tenaga kerja dan nilai tukar rupiah dan
pada akhirnya akan melemahkan kemandirian bangsa dalam menghadapi
persaingan ekonomi global yang kian ketat.
72 dpr .g o.id