Page 80 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 80
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
sangat membutuhkan kinerja industri manufaktur yang kuat untuk memacu
pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja, mendorong transformasi
ke produk yang bernilai tambah tinggi, memperkuat transfer teknologi.
Data-data tersebut mengisyaratkan, betapa pentingnya untuk
melakukan restorasi secara menyeluruh di bidang perekonomian karena
masalah yang dihadapi sangat struktural. Kebijakan ekonomi saat ini belum
mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi produk nasional untuk
berkembang dan mempunyai daya saing kuat.
Jika yang terjadi saat ini tidak bisa diatasi atau terus berlanjut, fondasi
struktur ekonomi nasional akan rapuh menghadapi persaingan global yang kian
ketat. Negeri ini sangat membutuhkan industrialisasi agar bisa mewujudkan
visi menjadi negara maju pada 2045 mendatang.
“Kegagalan kita melakukan restorasi di berbagai sektor ekonomi akan
membuat visi membawa Indonesia menjadi salah satu Negara Industri Maju
ke pentas dunia, hanya akan menjadi mimpi. Harus ada gebrakan untuk
memperbaiki kondisi industri nasional saat ini,” kata Rachmat Gobel.
Bentengi Pasar Domestik
Membentengi atau memproteksi pasar domestik harus menjadi prioritas
utama saat ini dengan membatasi impor produk tertentu dengan memperketat
persyaratan, dan menerapkan berbagai standar World Trade Organization
(WTO). Proteksi sangat lazim dilakukan, tidak hanya oleh negara berkembang,
namun negara maju juga melakukannya.
Harus diakui, tingkat liberalisasi perdagangan di Indonesia tergolong
tinggi, sehingga barang impor dengan mudah bisa masuk. Instrumen hambatan
dagang yang diterapkan masih sangat sedikit. Menurut data Kementerian
Perindustrian, Indonesia hanya memiliki 102 safeguard, sementara negara lain
seperti China memiliki 1.020 safeguard, Thailand 226, dan Filipina 307.
Untuk anti dumping, Indonesia hanya punya untuk 48 produk, Sedangkan
India memiliki 280 dan Filipina 250 instrumen anti dumping. Begitu juga
dengan pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib yang disebut
technical barrier to trade, Indonesia baru memberlakukan SNI Wajib pada 172
jenis produk, jauh lebih sedikit dibandingkan Uni Eropa sebanyak 4.004, China
1.170, Thailand 585, Filipina 250, dan Malaysia 227.
76 dpr .g o.id