Page 81 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 81
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
“Langkah memproteksi pasar dalam negeri masih jauh dari yang
seharusnya bisa dilakukan, dan ini sangat merugikan. Proteksi harus diperkuat
dan secara aturan WTO peluang itu sangat terbuka, sayangnya selama ini
tidak dimanfaatkan secara maksimal. Baik melalui Komisi maupun Fraksi Partai
NasDem DPR RI saya akan berupaya untuk mendorong agar proteksi pasar
dalam negeri ini diperkuat,” kata Rachmat Gobel.
Melihat situasi saat ini, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa
serbuan produk impor sudah menjadi bahaya laten sehingga kebutuhan untuk
memproteksi pasar dalam negeri sudah sangat mendesak. Tidak cukup hanya
dengan himbauan, perlu kebijakan atau instrumen yang lebih jelas. Apalagi
dengan kian berkembangnya pasar e-commerce yang menjadi salah satu
pintu masuk produk impor.
Seperti terungkap dalam data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, paket
kiriman e-commerce yang masuk ke Indonesia naik tajam. Pada 2018 jumlah
paket barang impor melalui e-commerce
baru mencapai 19,57 juta paket, pada 2019
sudah naik 57,92 juta paket dan angka ini terus
meningkat. Mengutip hasil survei Katadata
Insight Center, sebagian besar barang impor
yang masuk melalui e-commerce adalah
produk elektronik 37%, sepatu 26%, pakaian
21% dan gawai 16.
Dengan nilai transaksi yang sudah
mencapai Rp 266,3 triliun pada 2020, pasar
e-commerce Indonesia memang menjadi
sangat menarik. Tak heran platform e-commerce
asing tergiur untuk masuk ke Indonesia, bahkan
melakukan investasi untuk membangun
gudang dan menjual langsung di platform
mereka.
Yang lebih memprihatinkan, banyak
diantara produk yang ditawarkan platform
e-commerce itu adalah produk UMKM dari
luar negeri, sehingga sangat merugikan pelaku
UMKM dalam negeri. Oleh karena itu, penataan
e-commerce menjadi sangat penting dilakukan.
dpr .g o.id 77