Page 193 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 193
FAHRI HAMZAH
DAULAT RAKYAT
Tentang Reformasi Parlemen dan Pelembagaan Demokrasi
kekuasaannya dari penaklukan. Sementara al-
Sabah, lebih atau kurang, terpilih menjadi keluarga
penguasa Kuwait. Perbedaan asal-usul ini dapat
menjelaskan mengapa Kuwait saat ini memiliki
sistem politik yang jauh lebih terbuka daripada
sistem monarki di kawasan Teluk lainnya. 100
4. Argumen keempat menyangkut Irak. Dalam
dua episode sejarah yang penting - pada tahun
1961 dan pada tahun 1990 - Irak mengancam
untuk menginvasi Kuwait, atau sebenarnya
telah menginvasi. Hal ini mendorong keluarga
yang berkuasa untuk mencari dukungan
warga Kuwait melalui konstitusi 1962. 101
5. Beberapa atribut Konstitusi 1962 khususnya
sejalan dengan kecenderungan liberal
Emir saat itu, Abdullah Salim al-Sabah. 102
100 Rosemarie Said Zahlan, The Making of the Modern Gulf States: Kuwait, Bahrain, Qatar,
the United Arab Emirates, and Oman, Reading: Ithaca Press, 1998
101 Shafeeq Ghabra, “Al-Mu’assasat wa al-Tanmiya al-Siyasiyya al-’Arabiyya: Halat
al-Kuwayt” (Arab Political Institutions and Development: The Case of Kuwait), Al-
Mustaqbal al-Arabi, 229, 1998, pp. 30–45. Abdullah Khalifah Alshayeji, Democratization
in Kuwait: The National Assembly as a Strategy for Political Survival, PhD dissertation,
University of Texas at Austin, 1988
102 Ahmad al-Baghdadi, “Al-Sheikh Abdallah al-Salim: Insaan wa Rajul Dawla” (Sheikh
Abdallah al-Salim: A Man and a Statesman), Kuwait: Dar Qurtas, 1994
186 DPR.GO.ID