Page 196 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 196

BAB IV
                                   Dr. Fadli Zon, M.Sc
                        REFORMASI PARLEMEN DI BERBAGAI NEGARA



                 periode, di Kuwait dan Dubai. Di Bahrain, karena oposisi
                 Inggris, tidak ada dewan legislatif yang dibentuk. Empat
                 aktor memiliki peran dalam munculnya dewan legislatif:

                 penguasa, sisa keluarga yang berkuasa, Inggris dan para
                 pedagang.
                   Singkatnya, keluarga penguasa Kuwait mentolerir
                 Majelis Nasional dengan dukungan yang naik-turun

                 selama hampir seperempat abad  setelah diberlakukan.
                 Tetapi pada awal 1990-an, keluarga yang berkuasa
                 berbalik dari liberalisme Konstitusi 1962 dan kembali ke
                 parlemen yang lemah sebagaimana di negara-negara lain
                 kawasan Teluk.

                   Pendudukan Irak membuat mustahil bagi keluarga
                 yang berkuasa untuk melanjutkan situasi ini. Seperti pada
                 awal 1960-an, keluarga yang berkuasa perlu menunjukkan
                 kepada  dunia  dukungannya  bagi  warga  Kuwait.  Cara
                 terbaik untuk melakukan ini adalah melalui semacam
                 dewan perwakilan. Kelas politik Kuwait, termasuk dari

                 pemimpin oposisi, membuat tuntutan mereka jelas
                 pada pertemuan di Jeddah selama pendudukan. Sebagai
                 imbalan atas dukungan mereka untuk keluarga yang
                 berkuasa, mereka menginginkan janji dari syekh senior
                 untuk membuka kembali Majelis Nasional di bawah
                 konstitusi 1962.  Ini, tentu  saja, juga sesuai  dengan





                                           189 DPR RI
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201