Page 352 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 352

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                         Hingga tidak mustahil tolok ukur yang dipergunakan di dalam
                                                   menilai pelaksanaan fungsi dan peranan DPR menjadi keliru dan tidak
                                                   proporsional. Ukuran keberhasilan pelaksanaan fungsi DPR sesuai dengan
                                                   tatanan demokrasi Pancasila yang tidak mengenal lembaga oposisi
                                                   itu, bukan diukur dari banyaknya kecaman yang dilontarkan kepada
                                                   Pemerintah ala Demokrasi Parlementer atau sistirn Pemerint.ahan Liberal,
                  Dalam pemecahan                  bukan diukur pula dari banyaknya aspirasi dan tuntutan orangorang/
                  di segala persoalan              sekelompok orang yang ingin di”goalkan” rnasalahnya dan lain sebagainya.
                         bidang politik,                 Namun, harus diukur keberhasilan DPR itu dalam melaksanakan
                      ekonomi, sosial,             fungsi  konstitutifnya  dalam  bidang  perundangundangan,  bidang
                       budaya, semua               anggaran dan bidang pengawasan, melalui jalan atau cara-cara yang
                          pihak jangan             demokratis, konstitusional dan berdasarkan hulrurn sesuai dengan
                   melepaskan sistim               prinsip perjuangan Orde Baru di dalam kehidupan berpolitik dan
                         pemerintahan              berdemokrasi. Dalam pemecahan di segala persoalan bidang politik,
                   menurut Undang-                 ekonomi,  sosial,  budaya,  semua  pihak  jangan  melepaskan  sistim

                 undang Dasar 1945.                pemerintahan menurut Undangundang Dasar 1945.
                                                         Apabila  tidak  demikian,  maka  pelaksanaan  sistim  dan
                                                   mekanisme Pemerintahl kenegaraan jelas akan “menyeleweng kembali”
                                                   sebagaimana halnya yang pernah terjadi pada masa sebelum peristiwa
                                                   G.30.S/PKI. Dalam pada itu perlu diingat pula bahwa Dewan sebagai
                                                   lembaga  Politik  Demokrasi  Pancasila  sesuai  dengan  fungsi  dan
                                                   wewenangnya, hanya akan menanggapi dan meladeni aspirasi dan
                                                   tuntutan yang tidak bertentangan dengan Pancasila atau yang tidak
                                                   bertentangan dengan sendisendi demokrasi Pancasila.
                                                         Sehubungan dengan itu Dewan merasa sangat prihatin adanya
                                                   sementara orang yang menghendaki agar fungsi dan peranan DPR
                                                   ini dikembalikan ke masa sebelum Dekrit Presiden tahun 1959 yang
                                                   berarti kembali ke sistim Demokrasi Parlementer yang menganut
                                                   paham liberalisme. Aspirasi yang demikian itu merupakan gejala yang
                                                   “mengendala” di tengahtengah perjuangan untuk menegakkan dan
                                                   memantapkan tatanan demokrasi Pancasila, karena hal itu berarti akan
                                                   memutar mundur jarum jam sejarah perjuangan bangsa.


                                                         7. Anggapan sekelompok keeil anggota masyarakat
                                                         bahwa DPR sudah lemah
                                                         Anggapan masyarakat bahwa DPR-RI sudah lemah, ditambah
                                                   makin lemah lagi karena tidak mempunyai landasan konstitusional
                                                   untuk mengawasi tindakantindakan KOPKAMTIB. Dewan menganggap
                                                   bahwa konstatasi yang demikian itu sungguh keliru.





                                       dpr.go.id   350





         Bab V.indd   350                                                                                           11/21/19   18:19
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357