Page 279 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 279
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Namun, selama kurun waktu yang panjang tersebut, lebih kurang sela-
ma 30 tahun pemerintahan Orde Baru, DPR sebagai lembaga legislatif
tidak selalu sepenuhnya menjadi alat legitimasi pemerintah. Ada saat
ketika, khususnya di era awal 1990-an, DPR juga berperan aktif dalam
menjalankan tugas dan perannya sebagai lembaga yang mengawasi
dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Melihat dinamika seperti yang
telah dipaparkan dalam kelima buku sejarah DPR, gambaran DPR se-
bagai tukang stempel kebijakan pemerintah tidak sepenuhnya benar.
Ketika Orde Baru berakhir dan Indonesia me-
masuki era reformasi, atau kadang disebut pula
sebagai Orde Reformasi, DPR yang dihasilkan
dari pemilu di era ini adalah lembaga legislatif
Seabad rakyat yang berbeda dengan DPR pada masa-masa
Indonesia semestinya pemerintahan sebelumnya.
selesai pada 2018, Awal reformasi dapat dikatakan menjadi masa
yakni tepat 100 tahun penguatan DPR sebagai sebuah lembaga legis-
latif. Ia bertransformasi menjadi lembaga legis-
sejak Volksraad lahir di latif yang cukup artikulatif menyampaikan aspi-
negeri yang kemudian rasi masyarakat. Tekanan dan kekangan yang
dirasakan rakyat Indonesia selama Orde Baru
bernama Indonesia. mendapat salurannya.
Dalam prosesnya, DPR di era reformasi meng-
hadapi cukup banyak permasalahan, baik ma-
salah internal maupun eksternal. Sejumlah ca-
tatan yang harus diperhatikan adalah hubungan
lembaga ini dengan eksekutif yang terkadang
tidak sejalan dalam melihat sejumlah permasalahan. Pada titik terten-
tu, hal ini menunjukkan adanya upaya DPR untuk mengoptimalkan
fungsi pengawasan, sesuatu yang jelas tidak maksimal dilakukan oleh
DPR pada masa pemerintahan Orde Baru.
Di sisi lain, fungsi pengawasan kadang juga tidak maksimal seiring
dengan keberadaan anggota DPR yang mayoritas berasal dari partai
yang sama dengan presiden terpilih. Terlebih jika sang presiden pada
saat bersamaan menjabat ketua partai atau posisi penting lain dalam
partai. Kultur sebagian masyarakat Indonesia yang sangat sungkan
untuk mengkritik tokoh berpengaruh sangat sulit dibedakan ketika
mereka seharusnya bersikap dalam setiap aktivitas di lingkungan De-
wan. Atmosfer lingkungan partai yang seharusnya tidak terbawa saat
272