Page 213 - BUKU MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
P. 213
SATU TAHUN KIPRAH WAKIL KETUA DPR KORINBANG DR (HC) RACHMAT GOBEL
Danau Limboto, rencana pembangunan Waduk Bulango Ulu
dan pembangunan kembali sejumlah jembatan yang putus
akibat diterjang banjir.
Pelabuhan Gorontalo dan Pelabuhan Anggrek
Sejak era kerajaan, pelabuhan telah memainkan peranan
penting dan menjadi ujung tombak kehidupan masyarakat
Gorontalo. Sejarah mencatat, beratus-ratus tahun lalu wilayah
ini sudah berdiri pelabuhan yang dikenal sampai ke manca
negara yaitu Pelabuhan Gorontalo yang terletak di muara
Sungai Bone.
Pelabuhan yang kini masuk ke wilayah adminitrasi Kel.
Leato Utara, Kota Gorontalo ini, berperan besar sebagai salah
satu pusat perdagangan tradisional dan berkembang dengan
adanya kunjungan kapal dari Portugis sekitar abad ke 16.
Pada 1898, Belanda ikut memperluas pelabuhan ini.
Secara keseluruhan, ada lima pelabuhan di Provinsi Gorontalo,
dua di antaranya yang masuk dalam katagori pelabuhan
nasional untuk barang dan penumpang yaitu Pelabuhan
Gorontalo, di Kota Gorontalo dan Pelabuhan Anggrek di
Kab. Gorontalo Utara. Tiga lainnya merupakan pelabuhan
perintis yaitu Pelabuhan Kwandang, Pelabuhan Tilamuta dan
Pelabuhan Bumbulan yang dimanfaatkan untuk perikanan
dan ferry.
Pelabuhan Anggrek yang terletak Kecamatan Anggrek,
Kab. Gorontalo Utara mulai beroperasi pada tahun 2000,
dimana pada saat itu hanya diperuntukkan untuk melayani
pelayaran rakyat terutama kapal pemancing ikan. Pada 2003,
status pelabuhan ini ditingkatkan menjadi Pelabuhan Kelas
V Anggrek dengan melayani pelayaran niaga berupa kapal
barang dan penumpang.
Pada 2010, pelabuhan ini ditingkatkan lagi menjadi
Pelabuhan Kelas III. Selain berfungsi sebagai pelabuhan
191