Page 95 - BUKU MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
P. 95

SATU TAHUN KIPRAH WAKIL KETUA DPR KORINBANG DR (HC) RACHMAT GOBEL

                    pengasinan  ikan,  industri  penyamakan  kulit,  tekstil,  resin,
                    pengeboran  minyak.    Seperti  diketahui,  industri-industri
                    tersebut termasuk  dalam  salah satu penyumbang   yang
                    nilainya sekitar US$ 35 miliar.
                       Masalah    yang   dihadapi   garam    nasional   adalah
                    ketidakmampuan    memehuhi  kebutuhan  standar  garam
                    industri sehingga setiap tahun harus impor. Berbeda dengan
                    garam konsumsi atau garam dapur, garam untuk industri
                    harus  memenuhi  spesifikasi  tertentu  yaitu  tingkat  Natrium
                    Chlorida  (NaCl) minimal  75 persen dengan kadar  air 0,5
                    persen.
                       Dari kebutuhan garam industri  sekitar 4 juta-4,5 juta
                    juta ton per tahun, produksi dalam negeri hanya mampu
                    mensuplai  sekitar 1,1 juta-1,5 juta  ton, sisanya dipenuhi
                    dengan impor. Setiap tahun industri nasional membutuhkan
                    impor garam sekitar 2,5 juta-3 juta ton.
                       Kondisi  tersebut  merupakan  ironi,  dimana  Indonesia
                    dikenal  sebagai  negara dengan  pantai  terpanjang  di  dunia
                    dan terletak di garis khatulistiwa, namun tidak mampu
                    memenuhi sendiri kebutuhan garamnya. Seharusnya, dengan
                    potensi tersebut,  Indonesia  bisa  tampil  sebagai  salah  satu
                    pemain global, namun kenyataannya harus menjadi negara
                    pengimpor garam.
                       Di sisi lain, ketimpangan kebutuhan  dan suplai garam
                    industri  juga  sering  memicu  terjadinya  konflik.  Di  satu
                    sisi petani garam merasa produksinya tidak diserap pasar,
                    sementara impor  selalu dilakukan  secara besar-besaran.
                    Ini terjadi  karena produksi  garam petani  tidak  memenuhi
                    spesifikasi  karena  kandungan  NaCl  dan  kadar  air  tak
                    memenuhi  standar sehingga tidak bisa digunakan oleh
                    industri.
                       Sementara itu dalam kunjungan ke Jawa Tengah dan Jawa
                    Timur, selain melihat langsung kegiatan produksi, Rachmat


                                                                            73
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100