Page 27 - MAJALAH 164
P. 27
LEGISLASI
masyarakat dengan melibatkan peran QIRKEXYV WIGEVE XIVTMWEL XIVOEMX Pembudayaan kewirausahaan
TIQIVMRXEL HER QEW]EVEOEX WIGEVE kegiatan wirausaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat
partisipatif. tentang pengembangan kegiatan harus didukung oleh politik hukum
Lebih lanjut, dengan adanya kewirausahaan, Andreas Eddy pemerintah, baik pemerintah pusat,
RUU Kewirausahaan Nasional menegaskan bahwa belum ada maupun pemerintah daerah, untuk
akan melahirkan sebuah regulasi satupun peraturan perundang- QIR]YWYR VIRGERE WXVEXIKMW HEPEQ
yang mengatur pemegang kendali undangan yang mengatur seluruh menggagas kewirausahaan dan
terhadap persoalan wirausaha. EWTIO OI[MVEYWELEER WIGEVE kemitraan berdasarkan manajemen
Jika sebelumnya Kewirausahaan komprehensif. Regulasi yang ada belum integratif.
ditangani di berbagai kementerian QEQTY QIQFIVMOER HYOYRKER WIGEVE Dalam pembangunan
seperti: Kementerian Koperasi dan optimal kegiatan pengembangan kewirausahaan, Indonesia memiliki
UKM, Kementerian Ketenagakerjaan, kewirausahaan nasional. modal dasar untuk mengembangkan
Kementerian Pendidikan dan Untuk mengoptimalkan fungsi kewirausahaan sebagai pondasi
Kebudayaan, Kementerian Ristek kewirausahaan sebagai pilar ekonomi sejalan dengan Visi
dan Pendidikan Tinggi, Kementerian yang kokoh dalam perekonomian Pembangunan Nasional Tahun 2005-
Pemuda dan Olahraga, Kementerian Indonesia, diperlukan langkah- 2025 yaitu: “Indonesia Yang Mandiri,
Pertanian, Kementerian Perindustrian, langkah untuk mengembangkan Maju, Adil, dan Makmur”. AS/SF
Kementerian Kelautan dan paradigma baru dalam
Perikanan, Kementerian Desa, PDT, pembangunan
dan Transmigrasi, dan BNP2TKI, kewirausahaan.
dengan adanya RUU Kewirausahaan
Nasional akan diatur siapa yang
akan menjadi sentral pembuat
kebijakan yang terkait dengan
kewirausahaan.
Untuk memperkuat
kelembagaan, RUU
Kewirausahaan Nasional
menegaskan perlunya
TIRYKEWER WIGEVE OLYWYW
kepada kementerian/
lembaga yang mengelola
OI[MVEYWELEER WIGEVE
nasional yang langsung
berada di bawah presiden.
Terkait dengan
kekhawatiran akan terjadi
tumpang tindih pengaturan
RUU ini dengan peraturan
perundang-undangan
lainnya, seperti
beberapa peraturan
perundang-
undangan
yang ada
telah
27
27
7
7
PA
PA
PAR
PAR
PA
PAR
PAR
PAARLLELEMENTARIA
P PA
AR
A
AR
AR
AR
PAR
PA
A
PA
PA
P P PA
PAR
PAR
PAR
PAR
PA
18
PAR
P PAR
PAR
PAR
PAR
PA
PA
PA
PAR
PA
P PAR
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
E
E
LE
L
L
LE
L
LE
R
R
R
R
A
AR
AR
AR
A
LEM
LEM
LE
LE
LEM
R
R
R
R
1
2
2
2
2
2
I2
I 2
I2
I2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
I2
16
16
164
1 1 1 1 16
164
16
164 XL VII I2 018 8 8 8 PARLEMENTARIA 277
164 XLVIII 2018
164
164
VII
VII
I2
VII
XL
4
6
XL
X
018
018
018
018
0
0
018
0
0
0
18
018
18
18
018
0
018
018
018
0
018
2
018
018
2
2
2
2
2
018
01
018
018
018
018
018
0
018
018