Page 24 - MAJALAH 209
P. 24

LEGISLASI






                                      RUU Penanggulangan Bencana:

                                      Tak Ada Titik Temu






              Sejak disetujui dalam
              Rapat Baleg menjadi
              RUU usul inisiatif
              DPR pada Juli 2019,
              Rancangan Undang-
              Undang (RUU)
              Penanggulangan
              Bencana sebagai
              pengganti dari Undang-
              Undang Nomor 24
              Tahun 2007 terus
              mengalami dinamika
              pembahasan. Terkini,
              RUU yang diharapkan
              menjadi suluh atas
              penanganan bencana di
              Indonesia, resmi disetop
              pembahasannya karena
              tidak ada titik temu
              antara DPR RI dengan
              pemerintah.

                                               bencana, baik bencana alam maupun    Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI
                                               non-alam, UU Penanggulangan       Marwan Dasopang menjelaskan,
                     ika ditilik dari Naskah   Bencana yang eksis saat ini dinilai   pemerintah menginginkan
                     Akademiknya, RUU ini      masih belum memadai untuk         penganggaran kebencanaan, baik
                     adalah implementasi       menanggulangi beberapa kategori   yang bersifat pencegahan maupun
                     penjabaran dari tujuan    bencana. Belum memadai dari sisi   edukasi terhadap bencana, disebar
              Jbernegara, yaitu Melindungi     sosial penanganan bencana maupun   ke beberapa kementerian/lembaga.
              Segenap Bangsa Indonesia.        dari sisi road map atau mitigasi   Namun, untuk penanganan saat
              Perlindungan yang diatur dalam RUU   pencegahan bencana.           terjadi bencana, pemerintah inginkan
              ini selaras dengan posisi Indonesia   Dari sisi sosial, banyak persoalan   adanya institusi non permanen
              yang ditinjau dari sisi geografis,   yang muncul setelah kejadian   bersifat task force.
              geologis, hidrologis, dan demografis   bencana, misalnya kemiskinan,   Komisi VIII akan terus
              yang rawan terjadi bencana dengan   keamanan, hingga ketahanan     mempertahankan bahkan jika perlu
              frekuensi cukup tinggi. Sehingga,   keluarga. Karena itu, koordinasi antara   diperkuat institusi kelembagaan
              diperlukan penanganan yang       Badan Penanggulangan Bencana      tersebut (BNPB). Bahkan, jika
              sistematis, terpadu, dan berkelanjutan.   (BNPB) dengan kementerian teknis   diperlukan badan kebencanaan,
                 Jika dilihat dari sisi urgensitas,   dalam menangani persoalan bencana   dalam draf usulan Komisi VIII,
              Indonesia rentan dengan potensi   perlu diperkuat.                 mempunyai wewenang untuk




               24     PARLEMENTARIA      EDISI 209      TH. 2022
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29