Page 77 - MAJALAH 224
P. 77
W I S ATA
Warung Tauto. FOTO: AHA Workshop Museum Batik. FOTO: AHA Nasi Megono. FOTO: AHA
penjajahan Belanda, kantor urusan Saya melihat museum Tauto
keuangan ini mengurus administrasi memamerkan tidak hanya beragam Kuliner unik yang satu ini benar-
pabrik-pabrik penggilingan tebu di jenis batik dari nusantara, namun benar khas pekalongan. Soto yang
sekitar Pekalongan. juga sejarah pembuatan batik. jamak dikonsumsi masyarakat
Namun, pada tahun 1972, Mulai dari secara tulis tradisional nusantara memang memiliki kekhasan
Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan hingga batik cetak mesin (printing). penyajiannya di setiap tempat. Khusus
(PPBP) dibentuk dan menjadi cikal Instalasi sejarah proses membatik pekalongan, lantaran merupakan kota
bakal organisasi yang punya ide menerangkan, bagaimana bahan- pesisir dengan pertemuan berbagai
membuat museum batik. Berbekal bahan pewarna di masa lampau budaya, penggunaan bumbu tauco
tiket seharga xxx, pengunjung dapat diperoleh dari ekstrak daun, akar, dan jadi inovasi kuliner lokalnya. Dengan
berkunjung dan melihat-lihat seluruh unsur alam lainnya. mencampur bumbu tauco ke dalam
instalasi dan pameran batik yang Sebuah gentong tembaga kaldu daging, terciptalah soto tauto
tersusun rapi. Museum ini acap kali besar tempat “memasak” kain atau yang biasa disebut tauto saja.
dikunjungi para pelajar dari luar kota, batik, agar malamnya luntur Tauto bisa dimakan siang
sebagai saluran belajar sejarah dan dan pewarnanya menguat juga maupun malam hari. Jenis soto ini
kebudayaan membatik nusantara. dipajang. Menampakkan betapa menghasilkan aroma tajam dari
proses membatik sebagai kerajinan fermentasi kacang kedelai bumbu
dikerjakan secara kolektif dengan tauco. Mungkin bagi sebagian orang
pembagian tugas yang tertata aromanya terasa asing, tapi cobalah
rapi, jauh sebelum zaman modern untuk mencicipi rasanya. Kaldu
mengenal pabrikan tekstil. daging soto bertambah gurih dengan
Di museum ini, pengunjung juga perpaduan dari bumbu tauco tersebut.
dapat menjajal proses pembuatan Mengonsumsi tauto pun bisa
batik. Yakni, dengan menorehkan dengan lontong ataupun nasi putih
malam pada kertas putih ataupun sesuai selera. Saya sendiri lebih suka
melakukan proses pengecapan bagi memakannya dengan lontong, tak
batik cap. Petugas museum dengan lupa beberapa potong gorengan
senang hati akan menerangkan tempe yang hangat melengkapi sajian
instruksi pembatikan tersebut. Saya tauto.
sendiri mencoba membubuhkan Meski kota yang kecil, Pekalongan
malam pada kain putih. Ternyata, tak merupakan kota yang layak disinggahi
segampang yang saya kira, beberapa jika anda melewati jalur pantura dan
kali malam yang saya tuangkan ke ingin merasakan culture experience
kain tak sesuai dengan pola yang dari sebuah wisata dan perjalanan.
saya telah gambar sebelumnya. aha/mh
Batik khas Pesisir. FOTO: AHA
TH. 2023 EDISI 224 PARLEMENTARIA 77